ACARA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK FINLANDIA KE INDONESIA

 
bagikan berita ke :

Senin, 18 Februari 2008
Di baca 1909 kali

KETERANGAN PERS
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA KUNJUNGAN KENEGARAAN
PRESIDEN REPUBLIK FINLANDIA KE INDONESIA
DI ISTANA MERDEKA, JAKARTA
TANGGAL 18 FEBRUARI 2008



Bismillahirrahmanirrahiim,

Yang Mulia Ibu Presiden Finlandia,
Saudara-saudara Anggota Pers yang saya hormati,

Hari ini kita mendapatkan kehormatan dengan kunjungan Presiden Finlandia ke Indonesia. Kami membahas berbagai isu dalam pertemuan bilateral yang baru saja kami lakukan dalam suasana yang baik, karena memang dukungan dan kerja sama Indonesia dan Finlandia selama ini berjalan dengan baik dan juga berkembang secara baik pula.

Dalam pertemuan ini, pertama-tama saya mengucapkan kembali terima kasih dan penghargaan rakyat Indonesia kepada Pemerintah dan bangsa Finlandia, untuk yang pertama memberikan bantuan ke Aceh dan Nias setelah kedua tempat itu mengalami musibah tsunami beberapa tahun yang lalu, dan yang kedua, sebagaimana kita ketahui, Finlandia juga memberikan fasilitas yang sangat penting dalam proses perdamaian kita di Aceh yang sekarang berjalan dengan baik.

Dalam pertemuan bilateral tadi, kami membahas sejumlah isu, baik itu bilateral maupun isu regional dan multilateral yang menjadi kepedulian baik Finlandia maupun Indonesia.

Menyangkut isu-isu bilateral, kami sepakat untuk meningkatkan kerjasama bilateral baik yang pertama di bidang perdagangan dan investasi, kemudian di bidang energi, di bidang kehutanan, di bidang manajemen air bersih, di bidang pendidikan, budaya, dan wisata.

Kita sepakat bahwa banyak hal yang telah kita kerja samakan, seperti kerja sama di bidang sustainable forest management yang berjalan dengan baik, yang akan kita teruskan, tetapi kita juga mencari peluang untuk meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi, utamanya perdagangan dan investasi. Dan kami menyampaikan terima kasih kepada Presiden Finlandia yang telah membawa rombongan kelompok bisnis dengan harapan agar dicapai peluang-peluang baru dalam kerja sama ekonomi, khususnya investasi dan perdagangan.

Di bidang kerja sama bilateral atau pun multilateral, saya dengan Presiden Tarja Halonen juga bertukar pikiran tentang perkembangan situasi di Timor Leste, di Timur Tengah, di Kosovo, dan di Myanmar.

Dan satu hal yang sangat penting dan kami bicarakan adalah kerja sama global untuk menghadapi perubahan iklim atau pemanasan global. Kita ingin betul agar sukses dari Konferensi Bali, yang telah menghasilkan Bali Road Map dapat ditindaklanjuti dalam pertemuan-pertemuan lainnya menuju ke protokol baru yang akhirnya bisa mengefektifkan kerja sama global kita di dalam menyelamatkan bumi, mengatasi climate changes and global warming.

Demikianlah penjelasan dari saya, Saudara-Saudara, dan setelah ini saya akan memberikan kesempatan kepada Presiden Finlandia untuk menyampaikan statement-nya.

==============================================================

(dilanjutkan dengan tanya jawab dengan para wartawan)

Thank you Madam President,

Saya berikan kesempatan kepada Saudara-saudara yang ingin mengajukan pertanyaan, baik kepada Presiden Finlandia maupun kepada saya.




Wartawan :

Second question is from National News Agency of Finland.

Yes, Cosovo finally declared independence from Yugoslavia yesterday. How do you comment on that and do you think that the State of Cosovo will not be sustainable short without the common resolution of the United Nations?

Presiden :

Indonesia mengikuti secara seksama perkembangan situasi di Kosovo, setelah kemarin Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya. Kami mengikuti, baik dari Jakarta, pada tingkat politik nasional, maupun pada tingkat PBB, utamanya di Dewan Keamanan, sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, untuk menentukan sikap yang paling tepat dari Indonesia terhadap kemerdekaan Kosovo.

Ada dua konteks yang diambil oleh Indonesia, melihat perkembangan di Kosovo. Pertama, Indonesia berada pada posisi menghormati kedaulatan dan keutuhan teritorial sebuah negara, negara mana pun, karena itu memang harus mendapatkan penghormatan dari negara-negara yang lain. Itu adalah konteks pertama. Konteks kedua, Indonesia juga menyadari bahwa Kosovo memiliki situasi yang khas, yang khusus, karena sesungguhnya, proses dekonstruksi bekas negara Yugoslavia, ternyata masih menyisakan sisa masalah yang belum settled, yang belum selesai, termasuk Kosovo. Oleh karena itu, bagaimana pun harus ada ending, harus ada solusi bagaimana masa depan Kosovo yang tepat sebagai bagian dari aliran masalah di bekas negara Yugoslavia. Itu konteks yang kedua.

Sesungguhnya Indonesia berharap ada satu peaceful solution, ada suatu multilateral consensus atau agreement bagaimana yang terbaik bagi Kosovo. Namun, Indonesia juga menyadari ternyata upaya itu mengalami jalan buntu, sebagaimana yang saya ketahui, mantan Presiden Finlandia Marti Ahtisaari, juga bekerja keras untuk itu, kenyataannya belum membuahkan hasil yang baik. Oleh karena itu, dengan realitas baru ini, Indonesia akan mengolah dan pada saatnya nanti, akan menyampaikan posisinya yang terbaik seperti apa untuk bangsa Kosovo, dalam konteks hubungan antar bangsa.

Dari Duta Besar Indonesia yang ada di Dewan Keamanan PBB, saya mendapat laporan bahwa tadi malam telah dilaksanakan pertemuan di tingkat Dewan Keamanan. Tapi angle-nya bukan untuk menyangkut pengakuan atau bukan pengakuan, mengakui atau tidak mengakui, tapi ternyata masih melebar tentang egality dari proses kemerdekaan itu. Oleh karena itu, menurut saya, bagi Indonesia yang paling tepat terus mencermati perkembangan ini, dan andaikata, andaikata, kemerdekaan Kosovo adalah yang terbaik bagi bangsa Kosovo, bagi Eropa, dan bagi dunia, tentu Indonesia juga akan berada pada posisi untuk menghormati proses itu.

Kami akan melaksanakan konsultasi, pemerintah dengan parlemen kami, dalam tradisi politik, di mana kalau Indonesia sebagai negara akan memberikan posisi pada masalah-masalah yang penting pada tingkat dunia. Demikian jawaban saya.


Wartawan :

Terima kasih, Pak. Saya Mulyanda dari Xin Hua. Terutama untuk Pak Presiden Susilo. Kita kan akhir-akhir ini akan melaksanakan diversifikasi market untuk ekspor kita karena pengaruh slow down dari US. Apakah tadi dibicarakan kemungkinan itu ke Presiden Finland? Kemudian untuk sektor energi Pak?, gimana detailnya?

Presiden :

Baik. Tadi kami membahas untuk kemungkinan peningkatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. Memang, terus terang, volume perdagangan kita dengan Finlandia masih relatif kecil, hanya sekitar US$ 550 juta. Dan kemudian investasinya juga masih kecil, hanya sekitar US$ 2 juta. Melihat resources, melihat opportunity yang ada, kami sepakat untuk mencari peluang meningkatkan kerja sama, utamanya perdagangan dan investasi.

Dalam pertemuan tadi dengan Presiden Finlandia, saya katakan bahwa, tentu partner dagang Finlandia adalah Uni Eropa, Rusia, Amerika, dan untuk Asia, China. Saya berharap kepada beliau tadi kalau kerja sama di antara sektor swasta, dunia usaha, makin baik, maka ada pangsa, ada peran dari Indonesia untuk juga meningkatkan ekspornya ke Finlandia. Dengan demikian, sebagaimana yang Saudara sampaikan, kita bisa menambah lagi pangsa pasar untuk ekspor kita di luar negeri.

Saya sudah minta Menteri Perdagangan dan Ketua KADIN dalam kesempatan pertemuan dengan counterpart-nya dari Finlandia dibahas lebih luas lagi untuk betul-betul mencari opportunity kita bisa meningkatkan perdagangan kita di waktu yang akan datang. Demikian yang dapat saya sampaikan.

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.


Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI