ACARA MALAM KESETIAKAWANAN DAN KEPEDULIAN DI GRAND BALLROOM GARDEN,HOTEL DHARMAWANGSA, JAKARTA

 
bagikan berita ke :

Jumat, 29 Februari 2008
Di baca 1175 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA MALAM KESETIAKAWANAN DAN KEPEDULIAN
DI GRAND BALLROOM GARDEN,
HOTEL DHARMAWANGSA, JAKARTA
TANGGAL 29 FEBRUARI 2008

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Selamat malam, salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Panglima TNI, Kapolri, para Kepala Staf Angkatan, Saudara Wakil Gubernur DKI Jakarta, Saudara Ketua Panitia, Marsekal Djoko Suyanto,

Yang saya hormati para Pimpinan dunia usaha, baik dari BUMN maupun dari unsur swasta,

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Pada kesempatan yang amat baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, saya mengajak hadirin sekalian untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena kepada kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan karya kita serta tugas dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta.

Hadirin yang saya hormati,

Pada malam yang membahagiakan ini saya harus mengawali sambutan ini dengan mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya, terutama kepada panitia bersama pagelaran musik dan malam amal yang alhamdulillah, telah kita saksikan bersama tadi.

Saya juga mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pengusaha nasional dan para dermawan yang telah memberikan donasinya untuk membantu saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan. Kepada Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian pimpinan Saudara Abdul Rasyid, saya harap cara itu dapat dikelola dengan baik sehingga benar-benar dapat membantu saudara-saudara kita yang memerlukan itu sebagaimana yang tadi disampaikan oleh Bapak Djoko Suyanto.

Saudara-saudara,

Malam hari ini saya sungguh merasa senang dan berbahagia menyaksikan kegiatan seperti ini. Ketika saudara kita masih menghadapi berbagai persoalan,misalnya masih ada kemiskinan sebagaimana layaknya di negara berkembang lainnya, sebagaimana layaknya negara yang belum lama mengalami krisis tentu kemiskinan perlu terus kita upayakan untuk kita atasi masih ada. Masih ada rencana, sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Joko Suyanto tadi, mungkin karena perubahan iklim, pemanasan global maupun kelalaian kita semua, umat manusia di dunia termasuk di negeri kita atas kurang pandainya kita memelihara alam di mana kita berada. Dari apakah semuanya itu, Saudara-saudara, kita semua yang hadir di sini memilih menghadapi persoalan itu untuk melakukan aksi nyata dengan cara membantu mereka yang memerlukan bantuan. Kita tidak memilih cara-cara yang lebih banyak bicara, terus berwacana sambil mencerca. Mari kita pilih pilihan terbaik, ada yang mengalami kesulitan kita bantu secara ikhlas. Kalau itu yang kita lakukan, kita menjadi bagian dari solusi, pahalanya tinggi, dan saudara kita akan terbantu.

Saudara-saudara,

Apa yang kita selenggarakan malam ini, apa yang para pengusaha nasional dan dermawan lakukan untuk membantu mereka itu, inilah sesungguhnya nafas dari kesetiakawanan dan kepedulian yang menjadi tema dari malam amal malam hari ini. Dan diabadikan pula dalam yayasan yang alhamdulillah, telah dibentuk, yaitu Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian yang akan segera mengemban tugasnya.

Saudara-saudara,

Dalam perayaan Hari Raya Imlek beberapa waktu yang lalu, di depan umat Khonghucu dan komunitas Tionghoa, saya katakan seraya terus kita mengakhiri berbagai bentuk diskriminasi di negara ini agar keadilan betul-betul tegak. Waktu itu saya menyerukan mengajak kepada semua pihak untuk yang kuat menolong yang lemah, yang kaya membantu yang masih miskin, insya Allah, suatu saat mereka tidak miskin lagi, yang maju membantu yang belum maju. Indah sekali kalau itu bisa kita wujudkan di tanah air kita, dan saya yakin itu dapat kita wujudkan.

Tahun lalu di sebuah acara sosial di Mesjid Agung Sunda Kelapa, di depan jamaah Masjid dan umat Islam, saya mengatakan bahwa janganlah kita selalu mempertentangkan antara yang maju dan belum maju, antara yang kuat dengan yang lemah, antara yang kaya dengan yang masih miskin. Teorinya bukan teori mempertentangkan antara mereka. Kalau yang dipakai teori pertentangan keras, mendikotomikan, negara kita akan panas dalam tanda kutip negara kita tidak aman dan negara kita akan terus bergejolak. Yang benar adalah di antara jarak itu kita jembatani. Kita berikan saluran, we have to give the bridge. Dengan jembatan itulah, dengan saluran itu maka kesetiakawanan, kepedulian, bantuan akan mengalir dengan baik, dengan ikhlas karena dirajut oleh satu kesadaran bersama tanpa harus membikin jarak apalagi mempertentangkan. Ini bukanlah rasa yang sesungguhnya dari malam amal yang kita selenggarakan pada malam hari ini. Di depan perayaan Natal, perayaan Hari Raya Nyepi, maupun Waisak, saya juga serukan kepada umat beragama waktu itu bahwa yang harus kita kembangkan di negeri ini adalah persaudaraan, kebersamaan, kasih sayang, harmoni di antara kita semua. Saya kira di dalam ajaran agama apapun mengajarkan nilai-nilai kebajikan seperti itu. Oleh karena itu, dalam hidup dan kehidupan kita, mari kita terapkan dan mari kita jalankan dengan baik.

Saudara-saudara,

Kita mengenal dalam ajaran Islam saling memberikan zakat, infak, shadaqah, donasi, termasuk pajak sesungguhnya dapat kita terapkan dalam konteks komitmen, kesetiakawanan, dan saling membantu satu sama lain. Malam ini kita telah menyatukan tekad, hati, dan kepedulian kita untuk benar-benar memasuki era baru Indonesia ke depan, era kita semua dengan lebih memperkuat tali persaudaraan ini dengan lebih memperkokoh, sekali lagi, kesetiakawanan dan kepedulian.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Malam ini kita menyaksikan pagelaran musik, malam budaya. Oleh karena itu, dan sekaligus tahun ini tahun 2008, sepuluh tahun setelah kita mengalami krisis atau sepuluh tahun sejak kita mengawali reformasi di negeri ini. Adalah kesempatan yang baik bagi saya dan mohon maaf atas untuk ingin berbagi semangat dan komitmen dengan Saudara-saudara, hadirin semua. Saya ingin mengajak sedikit melakukan refleksi dan saya ingin memberikan catatan-catatan kecil bagaimana kita bersama-sama melangkah ke depan. Butir-butir refleksi yang ingin saya sampaikan, pertama, marilah sebagai bangsa kita senantiasa bersyukur meskipun menghadapi ujian maha dahsyat, krisis yang sangat dalam, bangsa kita tetap tegak berdiri. Kita beruntung, sebagaimana yang diramalkan oleh berbagai pihak di luar negeri. Seraya bersyukur, tentu, saya sebagai Kepala Negara mengucapkan terima kasih kepada semua anak bangsa apapun identitasnya, agamanya, sukunya, etnisnya, daerahnya, kalau berpartai politik, partai politik apapun, atas kebersamaan kerja keras selama ini sehingga negara kita dapat berusaha setapak demi setapak maju ke depan meninggalkan era krisis yang sama-sama kita alami dan rasakan sepuluh tahun yang lalu.

Yang kedua, saya ingin menyampaikan bahwa perubahan besar, transformasi, yang dilaksanakan oleh bangsa manapun di dunia selalu memerlukan waktu. Mendiang Deng Xiaoping melaksanakan reformasi sejak 1978. Tiga puluh tahun kemudian, kita melihat Republik Rakyat Tiongkok maju seperti saat ini. Negara-negara Eropa Timur juga melaksanakan reformasi sejak 1990. Delapan belas tahun dan tetap terus melanjutkan reformasi. Kita, baru sepuluh tahun melakukan perubahan yang fundamental. Oleh karena itu, tentu kita harus tegar, sabar mengelolanya, menghadapi berbagai persoalan, we have to go through. Dari semuanya ini, dan insya Allah kita akan sampai nanti pada tujuan utama karena yang kita lakukan sekarang ini arahnya sudah benar. Yang bisa meningkatkan keberhasilan adalah kebersamaan kita, persatuan kita, dan kerja keras kita.

Yang ketiga, ketika kita melaksanakan perubahan besar di negeri ini, dunia tempat kita hidup ini tidak vakum. Demikian juga keadaan negeri kita terus berkembang dengan dan kadang-kadang ada riak-riak di sana-sini. Itu pun harus kita hadapi, itu pun harus kita lalui. Satu tahun terakhir ini sebagai contoh, tiba-tiba dunia mengalami inflasi pangan yang memukul ekonomi kita yang ikut menaikkan harga-harga pangan di dalam negeri. Juga tahun terakhir harga minyak sekian dollar terakhir sekitar 100 dollar per barrel. Tentu saja memukul ekonomi semua negara di dunia ini termasuk negara kita.
Itulah kekuatan global punya dampak pada negeri kita. Resesi ekonomi sudah terasa termasuk juga pada kemampuan ekspor kita. Pendek kata, dunia tempat kita hidup dengan ekonomi yang sudah terintegrasi itu pun terus memunculkan tantangan dan persoalan yang baru. Jika pun demikian, meskipun kita telah berusaha sekuat tenaga ekor krisis masih terus kita rasakan. Jika krisis memuncak, hutang membengkak, pengangguran meledak, kemiskinan membengkak, telah bisa kita turunkan tapi ekornya masih kita rasakan. Standar ekonomi kita perkuat namun masih juga memerlukan perbaikan di sana sini. Paduan dari situasi global dan keadaan dalam negeri kita terus saja di dalam kita melanjutkan reformasi, demokratisasi, dan pembangunan kembali ekonomi pasca krisis, kita harus menjalankannya dengan tetap tegar dengan percaya diri yang tinggi dan kerja keras kita semua.
Saya ingin kita semua memahami konteks hidup, we have to understand, kalau tidak kita berpikir linear, berpikir text book, yang tidak bisa menjawab dan mengatasi. Kita mengharapkan sebagian besar pimpinan dunia usaha, para menteri, dan para pejabat dapat juga merasakan ini masalah dunia yang harus kita atasi, dan hadapi dan harus kita pecahkan bersama-sama. Oleh karena itu marilah kita berpikir pada realitas dengan segala pemahaman sebagaimana yang saya sampaikan tadi.

Saudara-saudara,

Pesan moral saya, ajakan saya, menghadapi semua ini termasuk perhatian terhadap apa yang terjadi di negeri kita, pengaruh harga komoditas luar, baik minyak maupun pangan harus lebih membantu kita untuk bekerja lebih baik, never give up. Tidak boleh kita pernah berpikir untuk menyerah. Kita harus tetap optimis dan percaya diri. Saudara bisa merasakan, dengan kerja keras, optimisme, dan percaya diri tidak ada masalah yang tidak bisa kita pecahkan, there must be solution to end the problem. Kalau kita optimis, kita akan menang. Kalau kita pesimis, kita juga kalah besar. Berbagai kesempatan saya katakan orang yang pesimis melihat sesuatu yang dilihat persoalan susah, sukar. Tapi orang yang optimis melihat setiap persoalan pasti ada solusi. Kita harus menjadi orang seperti itu, optimis melihat ke depan dan memecahkan masalah yang kita hadapi bersama.

Yang kelima, saya mengajak kita harus lebih melihat ke depan. Kalau kita selalu melihat ke belakang, kita kehilangan peluang, opportunity loss, melihat ke belakang untuk mempelajari, yang baik-baik kita teruskan, yang keliru jangan kita ulang kembali. Tapi selebihnya mari kita lihat ke depan, melangkah ke depan, to find new opportunities. Banyak sekali peluang baru di negeri kita atau kerja sama dengan negara-negara sahabat melalui hubungan ekonomi dan dunia usaha.

Saudara-saudara,

Yang keenam, khusus dunia usaha, pemerintah dengan sekuat tenaga akan terus menjalankan tugas dan membangun iklim ekonomi, iklim dunia usaha yang semakin baik, yang semakin kondusif untuk pertumbuhan sektor riil. Kami terus menerus dengan sekuat tenaga membuat negara ini stabil, politiknya stabil, agar dunia usaha ini wajar dalam kehidupan demokrasi tapi tidak perlu terguncang. Kita ingin keamanan di negeri ini terkelola dengan baik, termasuk keamanan publik, unjuk rasa bisa saja tapi jangan sampai seperti yang terjadi pada tahun ’98, ’99, 2000, 2001, dan seterusnya. Kita ingin hukum ini tertib, pasti. Dengan demikian semua bisa menghitung, bisa mengkalkulasikan pertimbangan bergerak di dalam dunia usaha. Demikian juga aspek-aspek lain, kita ingin birokrasi kita makin efisien, hubungan di antara kita makin tenang dan seterusnya sehingga orang merasakan, alhamdulillah, iklim bisnis di Indonesia semakin baik.
Itulah yang pemerintah lakukan dengan sekuat tenaga. Sejalan dengan itu dan tidak perlu untuk semuanya serba siap, saya mengajak para pimpinan dunia usaha, mari dalam mengembangkan keadaan seperti itu, Saudara-saudara benar-benar gigih untuk mengembangkan bisnisnya. Pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan bisnis itu. Mengapa? Kalau Saudara-saudara tumbuh, dunia usaha tumbuh, rakyat akan senang, terutama rakyat mendapatkan lapangan pekerjaan. Kalau rakyat mendapatkan lapangan pekerjaan, ia mempunyai penghasilan. Kalau punya penghasilan maka ke depan tentu akan berkurang kemiskinan. Dengan usaha tumbuh, sektor riil bergerak, pasar yang saudara berikan kepada negara akan makin besar. Dengan market itulah kami kelola untuk rakyat juga, untuk meningkatkan pendidikan, meningkatkan kesehatan, usaha kecil, infrastruktur dan lain-lain.

Saudara-saudara,

Lalu sejak tahun 2005 saya mengembangkan triple track strategy, untuk pembangunan ekonomi yaitu pro growth, harus tumbuh apabila setelah dulu era mendiang Pak Harto tumbuh sekitar 7%, krisis minus 13%, merangkak pelan-pelan tahun 2004 ketika semula empat koma sekian persen,alhamdulillah, tahun ini 6,3%. Andaikata tidak ada gejolak baru di tingkat global, kita akan sudah mendekati 7%. Kita syukur, karena tanpa kesungguhan, bagaimanapun kita tidak bisa akhirnya mengurangi pengangguran dan kemiskinan, tidak bisa kita membangun infrastruktur, dan membiayai pembangunan yang harus kita lakukan, pro growth. Yang kedua, pro job, apabila usaha terus tumbuh dan prepare wadah bagi saudara kita yang menganggur untuk bekerja, technical, untuk mengembangkan bisnis yang juga mengadopsi tenaga kerja yang lebih banyak, pro job. Nah, yang ketiga adalah pro poor, sayangnya kita ini masih berjalan sendiri-sendiri, makmur sendiri-sendiri. Kita ingin bangsa ini maju bersama-sama. Oleh karena itu, saya juga uji kita untuk terus menerus mengurangi kemiskinan, to reduce poverty. Pemerintah mengeluarkan anggaran yang sangat besar. Tahun demi tahun mengalami kenaikan yang sangat tinggi to reduce the poverty. Saya sepakat dunia usaha juga dengan program-program ESR-nya atau program lain. Pro growth-nya juga ikut bersama-sama pemerintah meringankan beban-beban mereka memberdayakan mereka sehingga kita semuanya akan tumbuh. Nah, dengan three track strategy, pro growth, pro job dan pro poor akhirnya pemerintah lebih pro business. Pro business dengan pengertian bisnislah yang kita harapkan berjalan, bisnislah yang memimpin pertumbuhan, yang berkorban itu bisa mengurangi kemiskinan dan lain-lain. Oleh karena itu mari kita tetap bertanggung jawab, berbagi tugas, pemerintah akan terus all out untuk memperbaiki kondisi sehingga lebih kondusif untuk perkembangan sektor riil dan kemudian harapan saya kalangan dunia usaha juga terus menjalankan usahanya secara profesional sehingga negara membutuhkan dan akhirnya rakyat pun bisa menikmati atas kebangkitan bisnis kita.

Hadirin sekalian,

Itulah refleksi yang kita sampaikan pada malam yang baik ini, kesempatan yang membahagiakan ini, dengan harapan, mari kita bergandengan tangan. Pemerintah dan dunia usaha maju ke depan untuk rakyat kita.

Hadirin sekalian,

Yang terakhir, saya berterima kasih atas ada lagu yang saya ciptakan tadi ditampilkan dalam pagelaran musik pada malam hari ini oleh Bapak Djoko Suyanto dan para anggota panitia bersama. Kalau di dalami, lirik lagu-lagu saya tidak ada muatan politisnya. Halal, halal. Yang ada adalah ajakan untuk rukun, bersatu, kasih sayang, cinta negeri, cinta tanah air, optimis dan seterusnya. Saya adalah manusia biasa, tentu, di tengah-tengah padatnya tugas yang saya emban di tahun keempat mengemban tugas di negeri ini, tentu, sekali-sekali di tengah malam ini saya ingin membersihkan pikiran saya, hati saya, itulah yang barangkali sebulan sekali saya meluangkan waktu dua jam untuk tengah malam menciptakan lagu. Bila tidak ada waktu untuk negara yang saya tinggalkan sebenarnya.
Ada yang mengkritik SBY kerjanya bikin lagu, ya jelas tidak. Kalau cuma dua bulan satu lagu, satu lagu dua jam sama halnya dengan hobi yang lain, kegiatan yang lain. Waktu itu sebetulnya menjadi amat baik untuk berkomunikasi dengan saudara-saudara kita yang tanpa nuansa politik, karena pemimpin dengan rakyat harus dekat dan bisa dijembatani dengan lagu yang saya sampaikan tadi. Ada yang mengatakan, ini banjir kok bikin lagu. Ya, tentu kalau banjir saya datang ke tempat banjir membantu mereka bahkan memori saya juga daerah bencana itulah yang antara lain tadi ada lagu Senyuman Manis dimana kita harus menyelamatkan anak-anak kita. Mereka mempunyai kehilangan masa lalu tapi mereka tidak boleh kehilangan masa depan. Semua itulah yang kita lakukan dengan niat baik dan justru beberapa lagu tadi akhirnya disambut dengan sangat luar biasa. Saya merasa terharu dan berterima kasih kepada Saudara-saudara, para pengusaha nasional, para dermawan dengan lagu itu akhirnya terbentuk satu perkumpulan dana buat modal dan harapan saya modal itu arahkan betul kepada mereka yang memerlukan, termasuk sebagian dari mereka yang terkena musibah bencana.

Itulah, Saudara-saudara, yang ingin saya sampaikan pada malam hari ini. Sekali lagi terima kasih dan penghargaan saya kepada panitia, kepada para artis pendukung pagelaran musik ini dan terlebih-lebih kepada saudara-saudara saya para pimpinan dunia usaha dan dermawan. Mari kita mempererat barisan, membangun kembali negeri ini untuk rakyat yang kita cintai.

Sekian, selamat berjuang.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI