Pengarahan Presiden pada Peninjauan PT. Unilever Indonesia Tbk., Surabaya, 1 Mei 2013

 
bagikan berita ke :

Rabu, 01 Mei 2013
Di baca 1467 kali

PENGARAHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA  ACARA

PENINJAUAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk, DI JLN  RUNGKUT INDUSTRI 4 NO. 5 SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR 

PADA TANGGAL 1 MEI 2013

 


Bismillahirrahmanirrahim,

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

Para Karyawan yang saya cintai,

 

 

Alhamdulillaah hari ini kita dapat bertatap muka di tempat ini, semoga pertemuan kita membawa berkah dan membawa kebaikan bagi kita semua, bagi para karyawan atau pekerja, bagi perusahaan, serta bagi masyarakat, bangsa, dan negara yang sama-sama kita cintai. Sebelum saya menyampaikan pesan dan harapan saya kepada Saudara semua, baik kepada para Pekerja maupun Manajemen Perusahaan, atas nama negara dan pemerintah,  saya mengucapkan selamat memperingati Hari Buruh Internasional 1 Mei Tahun 2013 ini. Semoga tahun sekarang dan tahun-tahun mendatang, sejalan dengan pertumbuhan perekonomian kita, dan peningkatan dunia usaha di seluruh Indonesia, kesejahteraan para pekerja juga terus dapat ditingkatkan.

 

Tadi saya telah mendapatkan penjelasan dari Pimpinan Unilever Indonesia, dan kemudian juga melihat langsung proses untuk menghasilkan produk di perusahaan ini, utamanya ada di pasta gigi dan sabun. Tetapi yang menarik bagi saya adalah ternyata, dan ini kita patut bangga,  perusahaan ini memiliki daya saing yang tinggi, sehingga bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan serupa di dunia, bukan hanya di Indonesia. Kalau perusahaan-perusahaan yang ada di negeri ini memiliki daya saing sebagaimana yang dimiliki Unilever Indonesia ini, tidak perlu khawatir, tidak perlu cemas, dan tidak perlu  gelisah bahwa tahun 2015 nanti Indonesia akan bergabung dengan 9 negara ASEAN lainnya, yaitu menjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

 

Kita juga tidak perlu khawatir ketika menyadari bahwa ekonomi di kawasan ini makin terintegrasi bahkan secara globalpun sudah menjadi satu. Modalnya adalah, kuncinya adalah kita terus meningkatkan daya saing kita. Salah satu elemen daya saing adalah produktivitas  dari para tenaga kerja, para pekerja. Kalau saya ingin berseloroh, tadi saya melihat dalam satu rangkaian, apa namanya, produksi sabun tadi, pos terakhir itu adalah setelah menjadi unit-unit sabun masukkan ke box, kemudian dengan keterampilan tangan, tersusun dengan cepat dan penuh box itu. Saya bilang sama  para menteri, ini kalau tiga orang yang tadi  memasukkan sabun di kotaknya itu berarti tiga menteri, kira-kira, kira-kira perusahaan ini akan merugi, karena produktivitasnya turun. Itu contoh kecil skill, productivity. Kalau ini dijaga di perusahaan ini, dan juga perusahaan lain di Indonesia  ini, di seluruh Tanah Air, maka daya saing perusahaan Indonesia, daya saing dunia usaha Indonesia, daya saing perekonomian Indonesia akan meningkat,  dan kita akan menjadi pemenang dalam era globalisasi, the winner of globalization. Sample dari yang kecil tadi, kita bisa memenangkan persaingan pada tingkat dunia. Kalau kita menang persaingan, ekonomi tumbuh. Kalau ekonomi tumbuh, tentu pendapatan negara meningkat, kita bisa lebih menyejahterakan rakyat kita.

 

Nah, pesan dan harapan saya, kalau para pekerjanya produktif seperti itu, maka tugas manajemen perusahaan untuk juga memikirkan kesejahteraan merekasehingga makin ke depan makin baik. Saya tahu, di Indonesia ini banyak sekali ragam perusahaan. Ada yang memang memiliki kemampuan yang lebih untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya,  ada yang kurang dari itu, ada yang sekarang sudah bisa, ada yang masih memerlukan waktu. Yang penting bagi saya harus ada, apa namanya, ketulusan atau moralitas di negeri ini bahwa kaum pekerja, itu harus mendapatkan perhatian yang baik, dan sekali lagi, kesejahteraannya makin baik. Kalau ada masalah-masalah, bicarakan dengan baik-baik. Contohnya PKB tadi itu. Kalau dibicarakan baik-baik pasti ada solusi, ada opsi, ada jalan keluar. Tapi kalau mengembangkan atau mendeklarasikan sikap permusuhan, solusinya nggak ketemu, berjarak, membikin tidak baiknya perusahaan, perusahaan barangkali menurun,  kemudian keberlanjutan para pekerja  juga terganggu.

 

Ini hadir para Pimpinan Serikat Pekerja, Sahabat-sahabat saya yang dua hari yang lalu juga berdialog dengan saya di Jakarta. Ini model yang juga ada para menteri, kalau Unilever bisa kok bekerja dengan manajemen akur, rukun, bersatu, maka pada tingkat pusat Serikat Pekerja yang bekerja dengan Apindo juga harus bisa bergandengan tangan dengan baik. Harus begitu, belajar yah..

 

Saya,  ini bicara sedikit di luar, di luar apa namanya, hari buruh, di luar ekonomi dan bisnis. Sebentar lagi akan ada pemilu di Indonesia ini, Pemilihan Umum 2014. Saya bicara,  marilah kita bikin pemilu kita tahun depan ini, pemilu yang teduh, yang aman, yang tertib, tapi juga demokratis.  Dan, saya katakan insya Allah Indonesia bisa, karena tahun 2004-2009 pada hakekatnya jika pemilihan presiden secara langsung dilaksanakan di negeri ini, rakyat kita itu bisa berdemokrasi dengan baik. Rakyat kita di seluruh Indonesia, hampir tidak ada insiden apa pun. Pesan moral saya, ajakan saya, termasuk dan berlaku bagi diri saya kepada para politisi dan elit politik, marilah kita mencontoh betapa rakyat kita bisa dijadikan contoh untuk menjalankan demokrasi, melaksanakan pemilu dengan keadaan seperti itu tadi. Nah oleh karena itu,  kita belajar dan  berguru itu kepada  siapa saja, dan apa yang terjadi di tempat ini saya kira patut untuk kita ambil pelajarannya, kebaikan-kebaikannya.

 

Saudara-saudara, kalau ada pertanyaan apakah di Indonesia ini sudah cukup layak kesejahteraan para pekerja? Maka kalau saya jujur, maunya saya meningkat lagi, meningkat lagi, meningkat lagi ke depan di tahun-tahun mendatang. Semangatnya di situ. Moralnya harus begitu. Nah, tetapi tentu ada masalah di sana-sini. Yang penting masalah itu dicarikan solusinya secara bersama. Jangan lantas putus, jangan lantas tidak ketemu,  apa yang perlu dilakukan secara bersama.

 

Saya hanya ingin menggarisbawahi, baik manajemen perusahaan maupun pekerja dengan serikat pekerjanya itu, dua pilar utama. Ibarat kita berdiri, dua kaki. Perusahaan yang dikelola dengan baik, dipimpin dengan baik, direncanakan dengan baik, yaitu para manajemen, maka separoh dari sukses. Kemudian perusahaan yang para karyawannya, para pekerjanya juga menjalankan pekerjaanya dengan baik, efisien, disiplin, produktif, ini kaki yang satunya lagi.  Kalau dua kaki kita berdiri, kita lari, akan kokoh. Tapi kalau hanya satu kaki, pastilah tidak kokoh, tidak kuat. Seperti itulah, sesederhana itulah. Oleh karena  itu, saya berpesan, di mana  pun di Indonesia ini, agar jalinlah hubungan industrial yang baik, yang baik, tulus satu sama lain. Sekali lagi, kalau ada masalah, disampaikan, untuk mencarikan solusinya.

 

Saudara-saudara, banyak isu, banyak item, banyak agenda yang mesti diselesaikan secara bersama antara dunia usaha dengan dunia pekerja. Misalnya, sistem jaminan sosial, misalnya tentang upah, misalnya kebijakan outsourcing, misalnya kesejahteraan non-upah,  misalnya bagaimana menjaga produktivitas dan semangat kerja, dan lain-lain.  Banyak isu, tetapi sekali lagi,  kalau kita menjadi orang yang berpikir positif dan selalu optimis, maka apa pun masalah itu,  dengan duduk bersama akan dapat dicarikan solusinya. Solusinya mungkin  belum yang ideal, tapi there is a solution. Nah, makin ke depan makin terbuka peluang, barangkali kita bisa memilih opsi atau solusi yang lebih baik, yang lebih ideal.

 

Itu yang perlu saya ingatkan, dan sudah usai,  dulu pekerja dianggap sebagai faktor produksi semata, itu sudah harus kita tinggalkan. Era buruh murah juga menurut saya sudah selesai. Kita ke depan harus meletakkan kaum pekerja pada tempatnya yang layak. Nah, kalau sudah sampai di situ, maka insya Allah industri, dunia usaha itu akan makin berkembang, karena semua ikut, ownership-nya semua ikut bertanggung jawab, semua ikut terpanggil, semua memiliki komitmen sejak masuk perusahaan ini bareng-bareng karena percaya,  bahwa dengan bangkitnya perusahaan semua mendapatkan benefit yang nyata.

 

Saudara-saudara, itu yang ingin saya sampaikan  ekonomi Indonesia sekarang inidalam keadaan ya saya katakan baik, di Eropa misalnya tidak baik. Negara-negara yang disebut dengan emerging economies mengalami penurunan. Amerika Serikat belum pulih benar, Indonesia ditolong Tuhan dan kita bekerja keras sehingga ekonomi kita, pertumbuhan ekonomi kita terjaga, bahkan di atas 6 %, hanya dua dan tiga negara di dunia ini, di lingkungan G-20 yang memiliki pertumbuhan seperti itu. Artinya,  kita bisa menjaga pertumbuhan ditambah dengan potensi Indonesia, masih ada prospek untuk lebih tinggi lagi 5,10, 15 tahun dari sekarang, yang penting jangan kita lalai, jangan kita menyia-nyiakan momentum ini. Mari kita rancang dengan baik pembangunan ekonomi ini, kita kelola dengan baik melibatkan semua pemangku kepentingan; termasuk para pekerja, manajemenperusahaan, pemerintah pusat, pemerintah daerah, semua. Kalau itu bersama-sama berlayar dalam satu perahu, maka ekonomi Indonesia akan jauh lebih baik dari yang sekarang ini, dan oleh karena itu, saya lihat banyak sekali yang muda-muda, pelihara idealisme, pimpinan perusahaan juga ajak semuanya untuk memikirkan dengan inovasi, kreativitas, dan pikiran-pikiran yang cerdas agar Unilever ini terus berkembang dan memiliki prospek yang jauh lebih baik.

 

Semangat ini juga berlaku bagi seluruh dunia usaha di Indonesia. Kebersamaan manajemen dengan para pekerja juga harus menjadi rules, bukan exception. Maksud saya begini, exception itu, kalau di Indonesia ini hubungan industrialnya kurang baik, di mana-mana kurang baik. Ada contoh lebih bagus. Di surabaya ada satu dua bagus, di Jakarta,  itu namanya exception. Maunya saya,  di mana-mana hubungannya baik. Mungkin ada satu dua yang kurang baik, itulah yang diperbaiki. Ini yang saya maksudkan untuk bersama-sama kita bangun di negeri tercinta ini.

 

 

Saudara-saudara, ya saya akhir tahun depan akan mengakhiri tugas saya, mandat dan amanah yang diberikan oleh rakyat untuk memimpin negeri ini. Saya akan terus bekerja, sisa waktu 1.5 tahun ini,  apa yang dapat saya dan pemerintah kerjakan. Saya berharap nanti pemimpin baru pengganti saya bisa lebih bagus lagi, bisa menyelesaikan hal-hal yang belum saya selesaikan, tetapi juga menjaga apa yang telah kita capai. Dan, saya yakin hari itu akan datang, dan mudah-mudahan dengan izin Allah SWT,  negeri kita terus bergerak ke depan. Dan nanti kalau saya sudah pangsiun saya ingin hubungan dunia pekerja dengan dunia usaha makin baik, makin baik.

 

Saya kira itulah yang ingin saya sampaikan. Terima kasih. Selamat berkarya, sampaikan salam saya kepada keluarga yang ada di, di Surabaya. Ini semua dari Jawa Timur? Sebagian besar ya? Baiklah, sampaikan. Dipimpinan Pak De Karwo harapan saya,  Jawa Timur makin maju, ya, dengan demikian menjadi salah satu pilar dari Indonesia yang kita cintai.

 

Terima kasih.

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI