Pengarahan Presiden RI pada Rapat Kerja Pemerintah 2012, Jakarta, 19 Januari 2012

 
bagikan berita ke :

Kamis, 19 Januari 2012
Di baca 798 kali

PENGARAHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA RAPAT KERJA PEMERINTAH 2012

DI JAKARTA INTERNATIONAL EXPO, KEMAYORAN, JAKARTA,

KAMIS, 19 JANUARI 2012

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,

Pimpinan dan para Anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan para Utusan Khusus Presiden,

Para Menteri,

Para Pimpinan Lembaga Pemerintahan Non-kementerian,

Pimpinan dan Anggota Komite Ekonomi Nasional dan Komite Inovasi Nasional,

Para Gubernur,

Para Pimpinan DPRD Provinsi,

Para Bupati dan para Walikota,

Para Pimpinan Jajaran TNI, termasuk para Pangdam dan para Danrem tingkat provinsi,

Para Pimpinan Jajaran Polri, termasuk para Kapolda, para Kajati, para Kalanti sebagai undangan,

Hadiri sekalian yang saya cintai dan saya banggakan,


Alhamdulillah
, rapat kerja kita tahun ini hampir kita akhiri, dan oleh karena itu saya ingin menyampaikan sejumlah instruksi dan direktif untuk bersama-sama kita jalankan untuk menyukseskan pembangunan negara pada tahun anggaran 2012 ini.

 

Saya harus mengawali apa yang ingin saya sampaikan ini dengan mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran pemerintahan termasuk para pimpinan pemerintahan di daerah atas kerja keras untuk membangun dan memajukan negeri kita, Indonesia tercinta. Kita mengetahui bahwa permasalahan dan tantangan yang sama-sama kita hadapi amat kompleks, dan tidak selalu mudah untuk mengatasinya. Saya juga ingin menggunakan kesempatan yang baik ini untuk mengucapkan selamat bergabung bagi para Gubernur, para Bupati, dan para Walikota hasil Pemilukada yang pada Musrenbangnas bulan April tahun 2011 yang lalu, Saudara-Saudara belum menjabat dan belum menghadiri pertemuan tingkat ini.


Selamat dan selamat bertugas. Pesan saya, setelah Pemilu, Saudara harus berhenti berkampanye dan berjanji. Saatnyalah Saudara-Saudara untuk bekerja, bekerja keras dan seringkali begitu Saudara memimpin, sering apa yang dulu tidak dibayangkan bahwa masalah itu kompleks dan tidak mudah ternyata dalam prakteknya sering sekali lagi kompleks dan memerlukan usaha yang luar biasa untuk mengatasinya. Tapi terimalah tanggung jawab itu, tugas itu untuk kemajuan daerah dan masyarakat yang memilih Saudara-Saudara sekalian.


Hadirin yang saya cintai,

 

Kita mulai dengan satu pertanyaan, "Mengapa hari ini kita berkumpul di Jakarta?" Kita ingin tahun 2012 lebih baik dari tahun 2011 yang lalu. Itu bisa kita capai apabila kita sungguh bekerja dengan baik dan harapan kita, program kerja pemerintahan benar-benar kita sukseskan di seluruh tanah air. Dalam kaitan itu saya ingin mengedepankan 4 hal penting:

 

Pertama, saya ingin melakukan review untuk mengingatkan kembali kita semua, apa yang kita bicarakan pada rapat kerja pemerintah tahun 2011 yang lalu dan juga pertemuan penting lainnya. Kita ingin ada kesinambungan dari apa yang kita lakukan bersama untuk menjalankan roda pemerintahan.

 

Yang kedua, saya ingin sampaikan hasil dan capaian kita bersama di tahun lalu dan kemudian tantangan dan permasalahan yang kita hadapi di tahun 2012 ini. Tentu saya harus mengingatkan kembali apa misi atau tugas pokok dan sasaran yang hendak kita capai di tahun 2012 ini dan yang terakhir nanti sebagaimana biasanya saya akan menyampaikan instruksi dan direktif saya kepada Saudara-Saudara yang bertugas di jajaran pemerintahan baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat daerah.


Saya ingin memulai dari review yang pertama, tanggal 10 Januari tahun 2011 yang lalu kita bertemu di Jakarta. Sama, kita bertekad menyukseskan program kerja pemerintah tahun 2011 waktu itu, dengan semboyan atau dengan tagline "Mari berusaha sekuat tenaga, jangan ada yang gagal". Saya katakan kalau ada satu yang gagal, berpengaruh kepada yang lain. Waktu itu juga saya sampaikan bahwa misi pemerintah tahun 2011, bisa dibaca disitu, melaksanakan percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan didukung oleh pemantapan tata kelola dan sinergi pusat dan daerah. Begitu bunyi RKP tahun 2011. Sedangkan dalam RKP dan APBN 2011, kita menetapkan sejumlah sasaran, banyak sasaran yang hendak kita capai tapi saya hanya ingin mengangkat sejumlah sasaran yang memiliki nilai yang penting.

 

Pertama, pertumbuhan ekonomi. Kita ingin tumbuh 6,4 persen, inflasi, kita ingin capai pada tingkat 5,3 persen, pengangguran 7 persen, kemiskinan kita ingin menurunkan pada angka 11,5 sampai 12,5 persen. Semua itu kita capai dengan resources dalam hal ini belanja negara kita berjumlah 1.229,6 trilyun yang jumlah itu sebenarnya mengalami kenaikan 9,2 persen dari APBN tahun 2010. Hal-hal penting yang saya ingatkan dalam pelaksanaan misi pemerintah tahun 2011 waktu itu, sasaran yang ditetapkan pertumbuhan, inflasi, pengangguran, kemiskinan dan sasaran yang lain memang tidak ringan tapi kita berkeyakinan waktu itu bahwa itu masih dalam jangkauan pencapaiannya, achievable.

 

Yang kedua, sebenarnya sasaran itu dapat dicapai yang tadi itu dengan asumsi atau pra-anggapan dari sisi perkembangan dunia tidak ada krisis baru, kemudian inflasi pangan dan energi dunia terkelola. Yang terjadi ada krisis baru di Eropa dengan implikasinya ke wilayah yang lain termasuk negeri kita, dan juga ada inflasi sebenarnya, baik pangan dan utamanya sekarang energi. Asumsi pada tingkat domestik atau nasional kita tidak terjadi ancaman non tradisional berskala besar. Kemudian belanja pemerintah atau government expenditure digunakan dengan baik. Yang pertama, alhamdulillah, tidak terjadi tetapi yang kedua tadi saya mengikuti penjelasan Menteri Keuangan, sebenarnya belanja modal dan belanja barang kita belum mencapai yang kita harapkan.


Jadi sebenarnya kalau melihat seperti ini mestinya tidak bisa kita mencapai sasaran-sasaran yang tadi, tetapi alhamdulillah, dan ini ucapan terima kasih saya yang tulus kepada Saudara semua, kerja keras Saudara semua, kita bisa mencapai sasaran-sasaran itu. Dan sebenarnya kalau lingkungan strategis baik dalam dan luar negeri lebih baik, lebih bersahabat dan kita bisa memenuhi atau merealisasi anggaran APBN kita tentu hasilnya lebih baik lagi.


Saudara-Saudara,


Saya ingin mengajak Saudara mengingat-ingat ketika kita bertemu pada akhir tahun 2009, tepatnya 29 Oktober 2009, ada namanya National Summit atau Temu Nasional. Dulu saya sampaikan, siapa bilang Indonesia tidak bisa. Ini penting, Saudara-Saudara. Ketika dunia dalam keadaan serba tidak menentu, banyak kecemasan di berbagai belahan dunia, termasuk kecemasan pada negara-negara maju sekarang ini, maka kita harus memiliki keyakinan diri bahwa, Insya Allah, Indonesia bisa dengan pertolongan Tuhan dan dengan kerja keras kita.


Mengapa saya ingatkan seperti itu? Pada tahun 2009 yang lalu, dulu pada saat negara kita mengalami masa-masa yang sangat sulit: 1998, 1999, 2000 katakanlah seperti itu, kita sering dicemooh dan diramalkan yang buruk-buruk oleh pihak dunia, antara lain, karena krisis, kita dianggap akan pecah belah dan terjadi proses balkanisasi. Kita dicemooh, "Mana bisa membangun Demokrasi," kemudian kita bertekad memajukan hak asasi manusia; diragukan. Pemilu langsung mereka menganggap itu hanya mimpi. Konflik Aceh selesai; itu dianggap hanya wacana. Memberantas korupsi; itu dianggap teori. Kemudian kita bertekad bertahan dari krisis global; itu dianggap hanya isapan jempol.


Betapa waktu itu perasaan kita menghadapi tantangan seperti itu, tapi sekali lagi Tuhan Maha Besar, kita gigih, kita bukan bangsa yang mudah rontok, akhirnya bertahanlah apa yang kita hadapi sekarang ini. Dengan anugerah itu maka waktu itu saya ingatkan misi kita 2009-2014, 5 tahun ini saya tidak menggunakan rumusan yang muluk-muluk, nation's statement dalam banyak teori, tapi saya permudah, kita lanjutkan yang baik-baik, kita perbaiki yang belum baik, bekerja lebih gigih agar hasilnya lebih tinggi.


Saya kira itulah yang berlaku mulai dari saya sampai Kepala Desa 5 tahun ini untuk negeri kita. Tentu kita perlukan strategi, strategi juga teorinya macam-macam, definisinya banyak sekali, formulasinya juga bisa secara ilmiah tapi ingin saya sederhanakan. Strategi yang kita pilih memajukan negeri ini, membangun bangsa kita, kita kerahkan dan satukan semua potensi dan sumber daya di seluruh Indonesia yang menurut pendapat saya belum seluruhnya kita kerahkan dan kita satukan.


Kemudian kita semua berpikir lebih cerdas, bekerja lebih keras. Kita tahu banyak kemacetan-kemacetan, maka kita bertekad untuk mengatasi bottlenecking atau melaksanakan debottlenecking, dan sekaligus percepatan dan peningkatan sasaran-sasaran pembangunan. Saya juga mengingatkan waktu itu, ini masih tetap relevan. Kunci sukses bagi kita semua adalah untuk negara ini perlu dijaga stabilitas politik, perlu dijaga kerukunan sosial, kemudian manajemen di seluruh tingkatan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten kota dan semuanya, baik. Demikian juga kepemimpinan mau bekerja keras. Kemudian kemitraan, partnership, karena tidak mungkin hanya pemerintah sendiri semua harus diajak, Indonesia incorporated, semua on board. Dengan demikian, ada pepatah; "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing". Kunci sukses adalah itu, saya kira Saudara sudah tahu dan sudah mempraktekkan tapi kewajiban saya untuk mengingatkan kembali. Dan mengakhiri review yang dulu, saya katakan, di era kita sekarang ini saatnya kita benar-benar bersatu, bangkit dan maju.


Saudara-Saudara,


Melihat apa yang terjadi di Eropa, di Amerika, Afrika Utara, Timur Tengah, dan banyak negara termasuk di Afrika, maka kalau ada pertanyaan siapa yang menolong kita, tiada lain kecuali kita sendiri. Siapa yang bikin Indonesia maju, bukan bangsa lain, bukan PBB, bukan mitra-mitra kita di luar negeri, kita sendiri. Oleh karena itu kita harus yakin jangan dengarkan orang yang pesimis.


Saudara-Saudara,
Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Sekarang saya masuk bagian kedua. Bagian mukadimah atau pengantar sudah saya sampaikan. Bagian kedua, ini satu refleksi, apa hasil dan capaian kita di tahun lalu. Setelah itu sebagaimana saya katakan tadi, mari kita lihat tantangan dan permasalahan yang kita hadapi.


Tadi sudah saya sebutkan misi pemerintah tahun 2011 tetapi bedanya pada kolom sasaran, itu yang sudah kita cantumkan APBN-P kalau APBN misalnya, sasaran pertumbuhan ekonomi 6,4 persen tapi APBN-P kita sadar untuk meningkatkan pertumbuhan itu dan itupun tetap kita capai 6,5 persen, di kala dunia seperti ini, di kala negara-negara ASEAN juga mengalami perlambatan, penurunan pertumbuhan ekonomi. Inflasi, alhamdulillah, tadi Menko Perekonomian saya ikuti sudah menjelaskan, kita ingin tidak lebih dari 5,6 persen, ini menyangkut kenaikan harga-harga yang terjadi 3,79 persen. Pengangguran kita ingin terus turunkan, sasaran kita 7 persen, kita capai 6,56 persen, dan kemiskinan kita mencapai masih dalam range antara 11,5 sampai 12,5 meskipun seharusnya kita lebih rendah lagi angka kemiskinan dengan upaya bersama-sama dan yang perlu kita ketahui, itu tetap dengan menggunakan anggaran yang kita miliki.


Tadi saya ikuti apa yang disampaikan oleh baik Wakil Presiden maupun Menteri Koordinator dan terakhir Menteri Keuangan, saya ingin menyatukan, merangkum begitu, untuk mengenali hasil dan capaian utama kita tahun 2011. Saya tidak mengangkat terlalu banyak angka, detilnya karena sebagian sudah dijelaskan dan sebagian sudah ada dalam bahan yang akan dibagikan.

 

Yang pertama, alhamdullillah, ekonomi terus tumbuh dan berkembang dengan fundamental yang makin kuat. Sejumlah indikator kesejahteraan rakyat mengalami kemajuan penting. Stabilitas politik terjaga dan kehidupan demokrasi makin berkembang. Ada teori iklim, ada teori cuaca. Tadi Menko Polhukam sudah menjelaskan. Minus terjadinya beberapa kasus besar dan kelemahan dalam penegakan hukum masih ada itu, tapi pemberantasan korupsi, terorisme, dan narkoba mencatat sejumlah prestasi. Miris terjadinya sejumlah gejolak politik, baik di pusat maupun daerah. Stabilitas politik nasional terjaga baik. Tidak mungkin kalau stabilitas kita goncang, kita mendapatkan kenaikan pangkat dari credit rating kita dan ekonomi tumbuh dengan baik. Jadi, tidak usah terlalu cemas kalau sekali-sekali ada gejolak politik, riak-riak politik, itu wajar karena negara kita negara demokrasi. Minus masih terjadinya hambatan birokrasi. Harus kita akui tapi proses perbaikan iklim investasi dan pelayanan publik di banyak daerah mengalami kemajuan.

 
Kemiskinan dan pengangguran terus dapat kita turunkan meskipun kita belum puas masih harus lebih baik lagi capaiannya. Tetapi ini juga masih tetap rawan dengan gejolak perekonomian dunia. Harga minyak naik, terjadi inflasi. Inflasi terjadi hampir pasti mengganggu upaya kita untuk menanggulangi kemiskinan. Beberapa indikator penting ekonomi kita mencatat rekor baru dalam sejarah seperti GDP dan income per capita, cadangan devisa, kenaikan IHSG nomor tiga terbaik di dunia, PDB Indonesia kini peringkat 16 ekonomi dunia, dan kemudian credit rating yang tadi disampaikan oleh Menko Perekonomian. Upaya pengembangan KUKM termasuk penyaluran KUR berjalan baik di seluruh daerah. Terima kasih para Bupati dan para Walikota.


Dan, last but not least, kalau saya ingin ada sepuluh capaian. Tahun lalu Indonesia makin berperan dalam hubungan internasional baik dalam mengatasi krisis ekonomi global, pemeliharaan perdamaian dunia, dan kerja sama mengatasi perubahan iklim. Kita baru menjadi tuan rumah SEA Games, ASEAN Summit, dan East Asia Summit. Dan kita menunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa berperan lebih aktif lagi untuk dunia kita. Itu good news-nya.


Nah, sekarang boleh dikatakan masih bad news, masih merupakan permasalahan dan tantangan, atau paling tidak challenge bagi kita yang harus kita jawab bersama-sama di tahun ini dan bisa jadi di tahun-tahun berikutnya lagi. Terjadinya inflasi atau kenaikan harga terutama harga energi dunia dan dampak krisis ekonomi global yang lain bisa mengganggu upaya pengurangan kemiskinan. APBN kita mengalami permasalahan atau tekanan. Tadi disampaikan oleh Menteri Keuangan yaitu angka subsidi yang besar disertai tantangan untuk penyerapan anggaran yang lebih optimal. Masih ada yang belum optimal menyerap anggaran. Sayang sekali uangnya ada tidak bisa dibelanjakan. Masih kurangnya infrastruktur termasuk listrik meskipun listrik sudah banyak kemajuan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan kita. Meskipun telah mengalami perbaikan masih ada hambatan terhadap investasi di seluruh tanah air terutama dari segi perijinan dan kepastian hukum, lagi-lagi ini masalah birokrasi.

 

Mari kita introspeksi. Penyimpangan dan korupsi masih saja terjadi baik di pusat maupun di daerah, termasuk korupsi dan kolusi di sektor perpajakan dan penggunaan APBN, termasuk korupsi dan kolusi yang melibatkan anggota DPR dan unsur-unsur pemerintah. Fenomena politik uang nampak berkembang. Kalau dibiarkan, akan mencederai dan merusak demokrasi yang bermartabat, hati-hati, ini racun. Kekerasan horizontal dan aksi-aksi anarkis akhir-akhir ini terjadi lagi dan setiap saat bisa terjadi.


Saya mengikuti tiap harinya di seluruh tanah air. Perlindungan dan bantuan kepada TKI tenaga kerja Indonesia masih memiliki kekurangan dan kelemahan mulai dari daerah, pusat dan juga di luar negeri. Sejumlah daerah dan jajaran pemerintahan pusat masih belum memiliki kesiagaan dan kesigapan di dalam mengatasi bencana alam. Saudara-Saudara jangan meremehkan, Menko Kesra sudah mengingatkan tadi. Kalau ada perang, divisi lawan divisi, korbannya paling-paling 1000, 2000, 3000. Tapi sekali bencana alam bisa ratusan ribu, puluhan ribu, apalagi kalau kita tidak siap, dahsyat. Oleh karena itu, ini juga tanggung jawab kepemimpinan untuk betul-betul kita menyiapkan diri mengurangi dampak dari bencana alam yang setiap saat bisa terjadi di negeri kita. Muncul persoalan politik lokal Aceh, dan aksi-aksi politik disertai gangguan keamanan di Papua yang memerlukan penanganan yang tepat. Trend konflik dan benturan yang terjadi karena masalah pertanahan meningkat, ditambah dengan belum tuntasnya tata ruang di negara kita, RUTR.


Dua
belas, ketegangan dan kemungkinan benturan batas wilayah dengan negara tetangga setiap saat bisa terjadi. Dua belas inilah yang bisa menjadi permasalahan yang mengganggu gerak pembangunan kita yang memerlukan atensi yang sungguh-sungguh dan penanganan yang konkrit di lapangan.


Saudara-Saudara,


Itu boleh dikatakan apa yang telah kita capai dan apa tantangan kita termasuk opportunity and threat. Mari kita lihat, lantas apa misi dan sasaran tahun 2012. Banyak sebenarnya sudah dijelaskan oleh Menko Polhukam tadi, oleh Menko Perekonomian dan juga oleh Menko Kesra ditambah dengan Menteri Keuangan yang sebelumnya diantar oleh Wakil Presiden. Ini adalah khusus dari segi RKP dan APBN tahun 2012, sasarannya adalah silahkan ganti, misinya hampir sama dengan tahun lalu. Cuma sasarannya pertumbuhan kita ingin capai 6,7 persen, inflasi 5,3 persen, pengangguran kita ingin turunkan lagi 6,4 sampai 6,6 persen, kemiskinan pun kita juga ingin kita turunkan lagi 10,5 sampai 11,5 persen. Sumber daya meningkat, resources kita makin besar. Sekarang mencapai 1435,4 triliun atau naik 114,7 triliun setara dengan 8,7 persen. Tetapi, Saudara-saudara, ketika kita ingin mencapai sasaran ini, lingkungan strategis kita, dunia kita, kawasan kita, dalam negeri kita juga menghadirkan sejumlah tantangan.


Mari kita lihat, pertama, krisis ekonomi di Eropa masih terjadi. Bisa setiap saat memunculkan krisis baru, mempengaruhi ekspor kita dan sejumlah implikasi pada perekonomian nasional. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah, Saudara mengikuti, misalkan antara Iran dan Amerika Serikat, masuk pula Uni Eropa, ketegangan Iran dengan negara Teluk. Kalau ada apa-apa, suplai minyak dari Iran 2,5 juta barrel per hari itu bisa menaikkan harga minyak, bisa melejit 100, 120, 150 dan seterusnya dan itu akan memukul semua perekonomian dunia, utamanya negara berkembang. Kita menjadi korban oleh sesuatu yang kita tidak terlibat. Oleh karena itulah, saya sudah menulis surat kepada Sekjen PBB, PBB supaya mengambil inisiatif, mencegah terjadinya sesuatu yang buruk di kawasan itu karena dampaknya akan memukul bangsa-bangsa sedunia.


Kemudian di tanah air sendiri, dinamika politik sosial dan keamanan. Meskipun ini masih dua tahun dari 2014, pemilu 2014, tapi hampir pasti akan ada penghangatan situasi politik yang implikasinya tentu adalah sosial dan ketertiban serta keamanan publik. Dinamika di kawasan Asia Pasifik ada, tapi menurut perhitungan dan perkiraan saya, tidak akan sangat mengganggu, misalkan situasi di Laut Cina Selatan ataupun sengketa ya, alhamdulillah, sudah bisa kita mediasi Thailand dan Kamboja dan masalah-masalah kawasan yang lain. Bencana alam mengintai siapapun, termasuk negara kita. Tolong dipahami, kita ingin mencapai sasaran-sasaran tadi dengan kerja keras, bersatu, tapi ada lingkungan yang berpengaruh seperti itu.


Saudara-Saudara,


Itu bagian kedua dari yang ingin saya sampaikan. Sekarang bagian ketiga, dua bagian terakhir, yaitu instruksi dan direktif saya kepada Saudara semua. Yang bersifat umum, Saudara-saudara, laksanakan program kerja pemerintah, baik sesuai RKP 2012 dan APBN 2012 maupun RKPD 2012 dan APBD 2012 sepenuhnya, jangan setengah-setengah. Sepuluh hasil capaian pembangunan 2011 agar dijaga dan ditingkatkan lebih lanjut. Dalam pembangunan daerah, agar semua pemangku kepentingan dilibatkan penuh: dunia usaha, perguruan tinggi, LSM atau NGO, semua libatkan.


Tahun 2012, kita harus terus mengembangkan dan mendayagunakan potensi yang kita miliki. Banyak yang belum kita daya gunakan. Contoh, BUMN belum berkembang sesuai potensinya. Aset BUMN tercatat tahun lalu adalah 2.382 triliun, meskipun dengan MP3EI mulai ada perbaikan yang penting pada tingkat BUMN kita, tapi saya berharap investasi lebih besar lagi. Swasta kita juga bisa lebih berkembang lagi. Jangan hanya berfalsafah, saya ingatkan terus, bisnis APBN tapi berorientasilah pada bisnis GDP atau PDB. Ekonomi daerah di seluruh Indonesia masih bisa dikembangkan, sudah tahu ada MP3EI, ada koridor, ada zona, ada klaster dan tentu ini harus kita daya gunakan apa yang telah kita rancang dalam MP3EI.


Berikutnya lagi, kemandirian pangan harus kita wujudkan, saya mendengarkan tadi pandangan dari Gubernur Sulawesi Selatan, mewakili Asosiasi Pemerintahan Provinsi, tentang ini semua. Saya setuju dan kita sudah bertemu di Semarang. Kita harus punya sasaran yang berani untuk memenuhi surplus beras kita pada tahun 2014, minimal 10 juta ton dan sasaran-sasaran pangan yang lain. Diperlukan langkah terpadu secara nasional, lahan, produksi, produktivitas, teknologi, anti hama, benih semuanya termasuk upaya mengatasi perubahan iklim, irigasi, research and development bersama-sama. Meskipun dalam sistem perdagangan kita bisa membeli atau menjual. Konon, kalau kita bisa beli beras tidak usah menanam, ada yang berpendapat begitu. Saya tidak setuju. Pangan itu sesuatu yang boleh dikatakan, tidak bisa ditawar-tawar, tidak ada substitusinya. Oleh karena itu negara kita wajib hukumnya untuk memiliki kemandirian pangan.


Saya setuju dengan usulan para Gubernur, tolong ditambah anggaran infrastruktur, irigasi, dan segala macam. Nah, kalau kita begitu, mari bersama-sama kita kontrol biaya rutin, kita kontrol belanja pegawai, kita hindari pemborosan-pemborosan pusat dan daerah. Nah, itu semua kita sisihkan untuk membangun infrastruktur. Saya setuju 200 persen, dan mari kita tata dalam APBN dan APBD kita.


Berikutnya lagi adalah pengurangan kemiskinan harus menjadi ideologi dan prioritas kita. Semua Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, setiap programnya harus senantiasa dikaitkan dengan upaya pengurangan kemiskinan. Jalurnya tetap dua: mekanisme ekonomi, market mechanism, dan program kita yang pro rakyat cluster 1, cluster 2, cluster 3, dan cluster 4.


Berikan atensi khusus pada komunitas rawan misalnya nelayan, petani penggarap, masyarakat pinggir perkotaan dan sebagainya. Dan tadi dijelaskan juga oleh baik Menko Perekonomian maupun Menko Kesra, program 4 cluster, mari kita sukseskan dan saya senang daerah-daerah memperkuatnya dengan program daerah. Dan, insya Allah, dalam waktu dekat ada satu master plan lagi yang harus berjalan paralel dengan MP3EI yaitu master plan percepatan dan perluasan pengurangan kemiskinan di Indonesia. Bisa kita ukur, anggarannya jelas, sasarannya jelas, hasilnya bisa sekali lagi kita ukur bersama-sama.


Itu instruksi umum saya. Instruksi khusus saya, Saudara-Saudara, yang pertama, mari terus kita lakukan langkah-langkah yang tepat untuk menyelamatkan ekonomi kita, baik dari pengaruh krisis global maupun permasalahan kita sendiri. APBN dan fiskal kita mesti aman meskipun atau sekalipun ada gejolak harga minyak dunia. Subsidi yang terlalu besar mesti terus dikurangi, apalagi yang tidak tepat sasaran. Kebijakan untuk konversi BBM ke BBG, bahan bakar minyak ke bahan bakar gas, mari kita sukseskan dan saya berharap jajaran pemerintah pusat mengajak, melibatkan secara aktif para pemimpin di daerah dengan demikian upaya itu akan sukses. Dan ini penting ke depan, belanja rutin akan kita batasi, sementara belanja modal dan anggaran untuk penanggulangan kemiskinan tetap kita jaga dan tingkatkan, itu yang pertama.

 

Yang kedua, pastikan program pembangunan infrastruktur dan listrik berhasil baik, jangan ada yang meleset. Program 10.000 megawatt pertama ada yang meleset. Saya berharap pemerintah daerah memfasilitasi dan mempermudah perijinan, geothermal banyak yang tersandera, segera dihidupkan. Swasta yang telah diberikan peluang jangan sampai meleset pula, beritahu swasta kita berikan kesempatan tapi jangan main-main dan penuhi kewajibannya. Pemerintah daerah membantu dan menangani pengadaan tanah untuk kepentingan umum, undang-undangnya sudah terbit sesuai ketentuan, dengan falsafah untuk kepentingan umum itu kita lakukan tanpa mengorbankan hak rakyat. Kalau ada permasalahan dan kemacetan, segera carikan jalan keluarnya. Saya mengikuti sejumlah Gubernur, Bupati, Walikota, ada kemacetan sebulan, dua bulan selesai. Tapi ada juga yang seperti melempar batu ke dalam dan tidak muncul lagi. Enam bulan, setahun tidak ada kabarnya, itu menghambat. Terus kembangkanlah kerjasama antara pemerintah dengan swasta.


Instruksi khusus yang ketiga, Saudara-Saudara, untuk mencapai iklim investasi yang benar-benar baik, pastikan betul perijinan itu mudah, cepat, dan murah. Peran Gubernur, Bupati, Walikota sangat penting. Saudara-saudara, mari kita semua tidak mengecewakan rakyat karena kalau tidak ada investasi di negeri kita, di daerah-daerah yang Saudara pimpin, pengangguran dan kemiskinan tidak akan turun-turun karena tidak ada lapangan pekerjaan, karena tidak pajak yang masuk, tidak ada penghasilan. Pastikan kepastian hukum dapat dijaga. Demikian pula jika ada sengketa, ya, supremasi hukum ditegakkan. Pastikan tidak ada pertentangan antara peraturan daerah dengan peraturan di tingkat pusat. Kemudian khusus industri pertahanan, banyak sekali peluang untuk investasi tapi ada masalah-masalah yang belum diselesaikan. Saya berharap tahun 2012 segera diselesaikan dengan baik.


Yang keempat, pastikan penyimpangan dan korupsi terus berkurang, saya senang dengan yang disampaikan, kalau tidak salah pimpinan Asosiasi DPRD Provinsi tadi, bahwa pencegahan dan penindakan sama pentingnya, betul tadi ya, sehingga intensifkan gerakan pencegahan korupsi, jangan terkesan dijebak dan dibiarkan, jangan. Pejabat pemerintah baik pusat maupun daerah yang ragu-ragu. Apakah keputusan dan tindakannya yang akan diambil itu melanggar atau tidak, masuk korupsi atau tidak, berikanlah jasa konsultasi, jangan dibiarkan, ditunggu salahnya, itu juga tidak baik. Dan memang, ya marilah kita berhenti dari korupsi, kita terus menerus telah meningkatkan gaji dan kesejahteraan pejabat dan pegawai meskipun saya dengar juga tadi ada imbauan dan harapan mengingat gaji Bupati, Walikota, Gubernur yang belum dinaikkan. Silahkan Menteri Keuangan, Menko Perekonomian dilihat, direspons dengan baik.


Cegah dan berantas korupsi dan kolusi di sektor pajak dan penggunaan APBN dan APBD. Baru merencanakan saja sudah ada kolusi APBN, APBD, apalagi nanti pelaksanaannya. Saya ketemu dengan seorang Bupati, mengadu kepada saya, "Pak, saya tidak dapat." "Terus?" "Yang lain dapat, Pak." "Kenapa?" "Ya, saya tidak mau diajak kongkalikong." Baru merencanakan sudah ada seperti itu, saya sudah minta BPK, KPK, BPKP bekerjasama untuk menyelamatkan APBN dan APBD kita.


Cegah dan berantas mark up pengadan barang, semua, semua, di pendidikan, di kesehatan, pemerintah daerah, TNI dan Polri, semua. Jangan main-main dengan mark up-mark up an itu, cegah dan hentikan pungli kepada para investor. Beritanya buruk sekali tersebar di seluruh dunia jangan Indonesia, "Jangan berinvestasi di sana ah, nggak tahan punglinya." Cegah dan berantas praktek-praktek mafia hukum dan peradilan, don't, para Jaksa, para Polisi, para Hakim, jangan. Lanjutkan reformasi di jajaran penegak hukum dan termasuk Direktorat Jenderal Pajak.


Kelima
, tertibkan praktek usaha pertambangan dan kehutanan yang illegal dan merusak lingkungan. Pejabat daerah, Kepolisian dan penegak hukum lainnya beradalah di depan, cegah kolusi antara pejabat dan pengusaha, tentu yang menyimpang. Penegakan hukum mesti dilaksanakan secara sungguh-sungguh dengan ancaman hukuman yang berat.


Ada cerita, illegal logging, katanya ditahan. Itu masih KSAL-nya masih yang lama protes kepada saya. Pak Presiden bagaimana kami cape-cape menahan, tahan pengadilan 3 bulan, denda berapa begitu selesai. Bayangkan kerugian negara yang ratusan miliar hanya begitu. Kementerian terkait bersama para Gubernur, Bupati dan Walikota mesti sering turun ke lapangan. Cegah dan hentikan pemberian ijin yang tidak semestinya, baik kalau itu kewenangan pusat maupun kewenangan daerah. Ijin ini terbagi-bagi, terbagi-bagi, bareng-bareng kita tertibkan. Jangan karena ada pemilu, pemilukada mudah sekali obral ijin, tiba-tiba bermasalah di kelak kemudian hari.


Yang keenam, mari kita kikiskan cegah politik uang. KPU perlu membuat aturan yang tidak mudah politik uang terjadi, KPU karena itu lembaga independen. Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas keuangan dalam kompetisi politik perlu diperketat. Kita perlu memikirkan cara untuk mengurangi politik biaya tinggi dan politik uang. Saya kalau dengar biaya untuk pemilihan Bupati, Walikota, besar sekali dan seterusnya. Dalam pemilu, pemilukada, dan pemilihan di organisasi manapun selalu ada biaya dan selalu diperlukan logistik, wajar, benar di negara lainpun juga begitu, tapi beda kalau itu sebuah politik uang atau sogokan-sogokan.


Yang ketujuh, tingkatkan perlindungan dan bantuan kepada TKI. Pelatihan dan penyiapan di perusahan jasa TKI harus diperbaiki. Kita sudah mengeluarkan program KUR untuk TKI, jalankan. Pastikan TKI mengerti hak dan kewajibannya. Kita telah berdiplomasi habis-habisan dengan Malaysia, dengan Saudi Arabia, dengan Hongkong, dengan Korea Selatan, dengan Singapura, semua. Hak TKI kita, paspornya, upahnya, perlakuannya, kemungkinan libur satu hari tiap minggu. Semua kita perjuangkan dan TKI kita juga harus mengerti hak dan kewajibannya. Pastikan perwakilan RI di luar negeri aktif dan bertanggung jawab membantu dan melindungi TKI. Bagi negara penerima TKI, yang pemerintah, agen TKI, dan pihak yang mempekerjakannya lalai dan tidak bertanggung jawab, kita akan tetap jalankan moratorium. Kita buka moratorium kalau mereka sanggup memberikan perlindungan, pelayanan, pengaturan yang baik kepada tenaga kerja kita.

 

Saudara-Saudara,


Saudara tahu, sebagian dari saudara kita yang bekerja di luar negeri terlibat pelanggaran hukum. Sebagian terancam hukuman mati, pemerintah terus bekerja sampai pada tingkat saya, kita bentuk tim ke Saudi Arabia, ke Malaysia, ke Singapura, ke Tiongkok, dan tempat-tempat yang lain. Alhamdulillah, jumlah saudara kita yang terancam hukuman mati sudah terus bisa dikurangi meskipun ini sangat tidak mudah dan masih terus dengan gigih kita upayakan.


Yang
kedelapan, pastikan daerah dan pusat memiliki kesiagaan dan kesigapan mengatasi bencana alam. Daerah permukiman yang sangat berbahaya memang harus direlokasi meskipun saya tahu tidak mudah. Protap menghadapi bahaya atau tsunami dan letusan gunung berapi harus dimengerti dan dilatihkan. Jika terjadi bencana BNBPD dan Pemda harus sangat aktif sebelum BNPB dan pusat memberikan bantuan. Peringatan dini harus sungguh dimengerti, dilatihkan dan dijalankan secara efektif. Untuk menyelamatkan jiwa penduduk, pemerintah mesti mendorong mereka untuk pindah ke tempat yang aman. Ini pun juga tidak mudah tapi diperlukan persuasif dan pendekatan terus menerus yang tepat dan bijak. Militer dan organisasi kemanusian harus tetap siaga dan siap dikerahkan kemanapun sebagai bagian dari operasi militer selain perang.


Yang kesembilan, mari terus kita cegah dan tindak aksi-aksi kekerasan dan tindakan yang anarkis. Saya mendengar tadi yang disampaikan oleh Pak Gubernur juga, para pimpinan asosiasi tadi, masalah ini serius. Kemudian dampaknya buruk, mengakibatkan rasa aman masyarakat terancam, jangan dibiarkan, jangan dibiarkan. Saya sudah menyampaikan kepada pimpinan Polri dua hari yang lalu, bagaimana kita mencegah dan mengatasi anarkis, kekerasan dan tindakan yang destruktif. Semua bertanggung jawab dan bertugas untuk mengatasinya. Utamakan pencegahan sedini mungkin. Jangan hanya diserahkan kepada Polri meskipun tiga tahun ke depan ini kemampuan, kesiagaan, dan profesionalitas Polri akan kita tingkatkan. Saya sudah menyetujui usulan penambahan anggaran sejumlah 8 koma sekian triliun untuk 3 tahun. Saya berharap diperjuangkan pada DPR karena itu untuk meningkatkan kemampuan Polri seluruh Indonesia agar cakap, agar mampu, agar profesional di dalam mencegah dan mengatasi aksi kekerasan serta gangguan Kamtibmas. Saudara masih ingat 19 April 2011 yang lalu di Bogor, saya telah berbicara dengan para Gubernur, para Pangdam dan para Kapolda. Saya mendengar infited dari lapangan makin baik sinergi saudara-saudara di lapangan dalam menjaga keamanan dan ketertiban publik ini.

 

Jika berkaitan dengan agama, para pemuka agama mesti sungguh berperan, wajib. Itu amanah. Urusan agama, siapa lagi yang lebih tahu kalau bukan pemuka agama tentang isunya. Jika berkaitan dengan ideologi yang mengancam empat pilar kehidupan bernegara: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan kemajemukan atau Bhinneka Tunggal Ika, semua elemen bangsa ikut bertanggung jawab dan bertugas untuk mengatasinya. Secara khusus saya menginstrusikan peran aktif dan kepemimpinan para Bupati dan Walikota, pemimpin yang paling depan, bersama para Camat dan para Kepala Desa. Ibaratnya jarum jatuh di pekarangan pun yang paling depan tahu termasuk Babinsa dan Babinkamtibnas. Bekerjalah dengan baik.


Nomor sebelas, khusus untuk Aceh dan Papua, mari kita kelola dengan tepat dan benar. Dengarkan betul apa yang saya sampaikan ini. Ini juga saya sampaikan kepada pemimpin-pemimpin dunia yang bertanya kepada saya tentang kebijakan Indonesia terhadap Papua dan Aceh, sama dengan penjelasan saya sekarang ini. Untuk Papua, kedaulatan dan keutuhan wilayah mesti kita tegakkan. Hukum dan situasi aman masyarakat juga mesti kita jaga. Sementara itu, sebagaimana yang terus kita tingkatkan percepatan peningkatan kesejahteran rakyat dengan kebijakan dan program khusus termasuk logistik daerah, mesti kita sukseskan. Saya sudah mengambil keputusan bahwa Silpa di antaranya akan kita alokasikan untuk membantu transportasi di wilayah yang memang sangat sulit logistiknya mahal sekali harganya, utamanya Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara.


Kemudian cegah pelanggaran hukum dan HAM dalam penegakan hukum dan keamanan. Ingat, para prajurit TNI dan Polri, ingat para pemimpinnya yang di lapangan. Saudara memang harus menegakkan kedaulatan, keutuhan wilayah, hukum dan keamanan tapi gunakan cara-cara yang tidak disebut melanggar hukum dan HAM. Saudara sudah tahu, sudah berlatih, sudah tahu standar internasional. Kalau itu di jalankan, insya Allah, kita akan pertahankan policy kita ini dan saya akan berdiri di depan bahwa inilah policy Indonesia untuk menghadapi Papua yang sekarang ini sedang menjadi perhatian banyak pihak.


Saudara-Saudara,


Untuk Aceh, jaga stabilitas politik dan keamanan daerah yang telah kita capai panjang 32 tahun gejolak dan konflik persenjataan di Aceh, alhamdulillah, bisa kita akhiri. Tahun 2005, saya serukan agar para politisi yang saling berhadapan bisa menahan diri, jangan korbankan demokrasi, peace process, dan ketentraman masyarakat. Semua mesti bertanggung jawab menyukseskan pemilukada. Ini sebab dari terjadinya eskalasi politik dan keamanan di Aceh. Semua tahu sebetulnya, mari kita jalankan pemilukada di Aceh agar tertib, aman, fair, dan demokratis.


Yang keduabelas, terhadap permasalahan sengketa tanah, seluruh jajaran terkait, terutama BPN, harus betul-betul bersikap antisipatif dan responsif, dan menyelesaikannya secara tuntas. Banyak di negeri ini, apa yang dilakukan oleh kita semua tidak tuntas, tidak konklusif. Jangan berhenti mencari solusi agar selesai. Jangan digantung, jadi bom waktu setiap saat. Dan sambil menyelesaikan itu, tetap para penegak hukum dan aparat keamanan, jangan dibiarkan aksi-aksi yang destruktif dan main hakim sendiri atas nama apapun.


Tigabelas
, kemungkinan terjadinya benturan dan konflik terbuka dengan negara tetangga mesti diantisipasi dan dicegah, meskipun kedaulatan negara dan keutuhan wilayah adalah harga mati. Jajaran TNI, utamanya, punya namanya SOP dan ROE; Standing Operating Procedure, Rules of Engagement. Tolong segera dirampungkan, dan yang penting, dijalankan. Kita sudah berbicara baik-baik dengan Malaysia, dengan Singapura, dengan Vietnam, dengan Myanmar, dengan Thailand, dengan Filipina, dengan PNG, Timor Leste, Australia, yang kemungkinan ada gesekan menyangkut batas wilayah. Diplomasi terus kita tingkatkan dan efektifkan untuk mendukung kepentingan nasional kita.


Saudara-Saudara,
Kita di ASEAN, sejak berdiri 1967, dan kemudian 1976, itu ada namanya TAC, Treaty of Amity and Cooperation. Maknanya, negara-negara ASEAN, kalau ada masalah, jangan lantas mengangkat senjata dan perang. Itu diteken oleh negara-negara ASEAN pada tahun 1976 di Bali, di negara kita. Kemudian, Piagam ASEAN yang baru, juga menggarisbawahi perlunya political solution, diplomatic solution kalau ada sengketa di antara negara-negara ASEAN. Dan yang terakhir, postur kemampuan dan kesiagaan TNI yang kita tingkatkan secara sangat signifikan lima tahun ini, haruslah bisa sungguh menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah kita. Itu berkaitan dengan isu internasional, utamanya hubungan kita dengan negara-negara tetangga yang berbatasan.


Empatbelas,
berikan perhatian dan wujudkan dengan tindakan nyata untuk peningkatan pendidikan, kesehatan, dan koperasi, usaha kecil dan menengah. Saya sebut secara khusus. Tiga sektor ini, Saudara-saudara, adalah jalur terpenting untuk pengurangan kemiskinan. Anggaran pendidikan meningkat sangat, sangat tajam, tiga tahun terakhir ini. Harus bisa mengubah dunia pendidikan kita. Batasi penggunaan anggaran untuk kegiatan rutin. Jangan macam-macam. Gunakan betul untuk infrastruktur pendidikan, mutu pendidikan, dan lain-lain. Jangan habis untuk yang rutin dan yang menurut saya, sangat bisa dihemat. Untuk kesehatan, terus berantas penyakit menular, dan cegah pula berkembangnya penyakit tidak menular. Sekarang di negeri kita, penyakit tidak menular meningkat. Ini berkaitan dengan gaya hidup. Sebetulnya, berkaitan dengan tingkat kemajuan. Risikonya di situ. Kemudian, kembangkan KUKM dan program KUR secara besar-besaran

 

Kelimabelas, mulai tahun 2012, kita meningkatkan program pro rakyat cluster 4. Saya mengajak Saudara-saudara, mari kita sukseskan ini, rumah murah, dan rumah sangat murah. Saya senang, para Gubernur, Bupati, Walikota ada inisiatif untuk membantu entah perbaikan, apapun namanya, namanya macam-macam: bedah rumah, bedah itu, yang kira-kira yang tadinya rumah yang sangat tidak layak menjadi lebih layak, dan kita akan keluarkan anggaran untuk itu. Kendaraan angkutan umum murah, bukan pribadi; program air bersih untuk rakyat; listrik hemat dan murah; peningkatan kehidupan nelayan dan petani penggarap; peningkatan kehidupan kaum miskin di perkotaan.


Yang keenambelas,
amat tidak baik dan amat tidak bertanggung jawab jika terjadi keterlambatan APBD. Saya ngeri tadi. Bulan Januari baru 25 persen. Itu jangan senyum, jangan ketawa kita, karena mencederai aspirasi dan kepentingan rakyat kita. Apa yang didapatnya. Saya percepat DIPA. Yang dulunya awal tahun, saya serahkan akhir tahun, dengan harapan mengalir terus dan pada tingkat kabupaten dan kota tepat pada waktunya, begitu, dan proses-proses sebelumnya. Saya kira, menyusun APBD dan APBN tidak berangkat dari DIPA. Ada proses sejak Musrenbangnas, sebetulnya. Mari kita perbaiki. Saudara-Saudara, perbaiki. Saya tahu, ada kota yang terhenti. Saya bilang Mendagri, saya bilang Gubernur, "Eh, kok bisa begitu? Dia dipilih rakyat. Anggota DPRD kok begitu? Itu melecehkan rakyat, itu. Apa yang mau dibangun kalau seperti itu?" Saya cek tadi Walikotanya, sudah mulai mengalir, tapi tolong kontrol. Jangan sampai adu kekuasaan. Mentang-mentang pada punya power, semua diadu-adu, "Saya paling berkuasa." Don't, jangan, jangan. Menteri Keuangan dan Kepala UKP4, umumkanlah kepada rakyat secara berkala posisi APBD-APBD di seluruh tanah air.


Itu nomor 16. Nomor 17 sampai 45 tidak penting. Itu, Saudara-Saudara. Tapi, yang jelas, saya dengan tulus berterima kasih. Tidak mudah membangun negara kita sekarang ini. Aspirasi, tuntutan rakyat tinggi sekali. Persoalan kita kompleks. Ada persoalan masa lalu, ada persoalan masa kini. Kemampuan kita juga terbatas. Para Gubernur, Bupati, Walikota, maju kena mundur kena, kanan salah kiri salah. Tapi, tidak apa-apa, ini ibadah. Mari kita terus semangat, bertekad untuk menyelesaikan tugas kita bersama-sama. Selamat bertugas.


Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI