Pernyataan Pers Bersama Presiden Republik Indonesia Dengan Perdana Menteri Malaysia

 
bagikan berita ke :

Rabu, 10 November 2021
Di baca 1971 kali

Ruang Teratai, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat
 
 

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo:
Bismilllahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Merupakan kehormatan bagi saya dan juga bagi Indonesia menerima kunjungan luar negeri pertama Perdana Menteri ke-9 Malaysia, Bapak Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob. Sebagai negara tetangga dekat dan bangsa serumpun, kita harus memperkuat kerja sama berdasarkan prinsip yang saling menghormati dan saling menguntungkan.

Dalam pertemuan pertama kami, kita berbicara sangat terbuka dan bersahabat. Beberapa isu yang tadi kita bahas dalam pertemuan yaitu yang pertama mengenai pentingnya kerja sama perlindungan warga negara Indonesia yang berada di Malaysia. Saya mendorong kiranya MoU (Memorandum of Understanding) perlindungan tenaga kerja domestik Indonesia dapat segera diselesaikan. Kemudian juga mengenai izin community learning centre di Semenanjung juga bisa diberikan izinnya sesuai prinsip hak pendidikan bagi semuanya.  

Kemudian yang kedua, kita ingin menyelesaikan negosiasi batas negara, baik batas darat dan batas laut agar dapat segera diselesaikan. Dan kita harap, karena ini sudah agak lama progresnya, kita berharap dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, masalah ini bisa segera diselesaikan.

Kemudian yang ketiga, terkait dengan pemulihan ekonomi pascapandemi, saya menyambut baik kenaikan angka perdagangan 49 persen pada Januari-Agustus 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dan guna mendukung upaya pemulihan ekonomi, tadi kita juga sudah sepakat untuk dibuat Travel Corridor Arrangement (TCA) yang secara bertahap nanti akan kita membukanya satu per satu.

Kemudian yang keempat, kita juga bertukar pikiran mengenai beberapa isu kawasan, baik yang berkaitan dengan Myanmar, kemudian Laut Cina Selatan, dan yang lain-lainnya.

Sekali lagi, terima kasih banyak Dato’ Sri, atas kunjungan ke Indonesia kali ini. Dan dengan hormat, saya mengundang Yang Mulia Perdana Menteri Malaysia untuk menyampaikan pandangannya. Saya persilakan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob:
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,
Salam sejahtera.

Pertama-tama sekali, saya ingin merakamkan setinggi-tinggi penghargaan dan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia di atas kesediaan menerima lawatan sulung saya ke luar negara sebagai Perdana Menteri Malaysia. Saya juga ingin mengambil kesempatan di sini untuk mengucapkan selamat Hari Pahlawan Nasional kepada seluruh warga Republik Indonesia.

Saya merasa sangat gembira dengan sambutan begitu mesra yang diberikan oleh Bapak Presiden dan Pemerintah Indonesia kepada saya dan delegasi dan aturan lawatan adalah cukup baik walaupun dalam suasana norma baru pandemi Covid-19.

Sebagai negara jiran rapat yang mempunyai kesamaan nilai budaya dan perkongsian sejarah yang lama, Malaysia dan Indonesia mempunyai hubungan yang cukup istimewa. Tahun hadapan, kita akan merayakan ulang tahun yang ke-65 hubungan diplomatik antara kedua-dua negara kita. Dan saya percaya melalui hubungan yang matang ini, Malaysia dan Indonesia akan mampu untuk mengukuhkan lagi persefahaman dan kerja sama yang sedia ada.

Sebentar tadi, saya dan Bapak Presiden telah berbincang mengenai status kerja sama dua hala antara kedua-dua negara. Di samping itu, kami berdua turut bertukar-tukar pandangan mengenai situasi serantau dan antara bangsa.

Dunia sangat terkesan dengan penularan Covid-19, Malaysia dan Indonesia terus bekerja sama rapat dalam menangani cabaran-cabaran yang telah timbul akibat pandemi ini, terutamanya dalam bidang kesehatan. Alhamdulillah, sekarang ini situasi pandemi Covid-19 telah bertambah baik di kedua-dua negara.

Hari ini, saya dan Bapak Presiden telah mencapai persetujuan supaya Malaysia dan Indonesia dapat melaksanakan satu koridor perjalanan antara kedua-dua negara melalui aturan Travel Corridor Arrangement ataupun TCA atau Vaccinated Travel Lane (VTL). Saya setelah bersetuju dengan Bapak Presiden, menteri-menteri yang berkaitan akan melihat secara dengan lebih detail, supaya kita boleh memulakan, membuka sempada negara, kita boleh buka border kita. Dan mungkin perangkah awal ini kita mulakan dengan Kuala Lumpur-Jakarta-Kuala Lumpur dan juga Kuala Lumpur-Bali-Kuala Lumpur. Jadi, insyaallah jika dipercepatkan urusan untuk detailnya, kita bersetuju tadi supaya joint statement akan kita buat untuk kita mengumumkan pembukaan border antara Malaysia dengan Indonesia.

Seterusnya adalah mengenai TKI ataupun Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia. Saya memberi jaminan bahwa kebajikan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia akan kita jaga sebaik-baik mungkin dan beberapa perubahan telah pun dilaksanakan di Malaysia. Sebagai contoh, dari segi perumahan, yaitu kita telah pun membuat pindaan (amandemen) kepada Akta Standard Minimum Perumahan, Penginapan, dan Kemudahan Pekerja 1990 (Akta 446) yang mana pindaannya telah diluluskan di Parlemen supaya kita dapat memberikan perumahan yang seleseh kepada setiap pekerja di negara kita, termasuk pekerja-pekerja daripada Indonesia.

Seterusnya di bawah Kementerian Sumber Manusia ataupun kalau di sini Kementerian Tenaga Kerja Indonesia, Kementerian Sumber Manusia juga telah menunjukkan e-gaji dan juga portal khusus kepada seluruh pekerja di Malaysia, utamanya yang melibatkan pekerja-pekerja dari luar Malaysia, yaitu jika ada isu yang berkaitan dengan kelewatan membayar gaji ataupun segala isu yang berkaitan dengan pekerja-pekerja yang tidak berpuas hati dengan layanan yang diberikan oleh majikan mereka ataupun employer mereka, mereka boleh terus membuat aduan direct kepada Kementerian Sumber Manusia Malaysia. Ini untuk memberikan perlindungan kepada pekerja-pekerja yang mungkin teraniaya dengan soal gaji dan lain-lain perkara yang selama ini tidak dapat mereka membuat aduan kepada sesiapa.

Selain daripada itu, saya dan Bapak Presiden mengambil maklum tentang kemajuan proses bagi memuktamarkan MoU Pengambilan dan Perlindungan Perkhidmatan domestik Indonesia di Malaysia, antara Kementerian Sumber Manusia dengan Kementerian Tenaga Kerja. Dan saya telah pun memberikan jaminan kepada Bapak Presiden bahwa kita akan menyegerakan penandatanganan MoU, di antara Kementerian Sumber Manusia dan Kementerian Tenaga Kerja di Indonesia.

Selepas sewaktu pandemi Covid-19, ramai pekerja-pekerja daripada Indonesia yang telah pun tamat tempoh permit kerja mereka. Jadi kalau mengikut Undang-Undang Imigresyen, mereka tidak boleh berada di negara kita. Tetapi kita telah pun membuat keputusan untuk program rekalibrasi, yaitu kita membuat proses amnesti ataupun proses pemutihan, supaya mereka yang ingin terus bekerja walaupun sudah pun tamat permit kerja mereka, diberikan sambungan tanpa perlu pulang ke Indonesia dan kita berikan kebebasan untuk mereka memilih sama dengan untuk teruskan bekerja di Malaysia ataupun pulang ke Indonesia. Jadi ini dapat membantu pekerja-pekerja yang telah pun tamat permit kerja mereka.

Kita juga berbincang mengenai pelaporan penting dan stratejik bagi Malaysia dengan jumlah dua hala berjumlah RM15,67 billion pada tahun 2020 dan pada sukuk kedua tahun 2021 jumlah pelaporan di Indonesia adalah sebanyak RM12,53 billion dan pelaporan Indonesia di Malaysia adalah sebanyak RM1,16 billion. Dan saya pun memaklumkan kepada, yang kepada Bapak Presiden bahwa petang ini, kita akan ada pertemuan antara persatuan ataupun business chambers Malaysia dan Indonesia. Dan petang ini akan ada beberapa MoU, lima MoU kalau saya tak silap, dengan jumlah pelaporan dari Malaysia ke Indonesia sebanyak RM3,1 billion lagi.

Ya, jadi saya percaya, pelaporan Malaysia di Indonesia ini begitu besar. Dan saya memohon kepada Bapak Presiden, oleh karena Bapak Presiden dan Pemerintah Indonesia sedang membangunkan Kalimantan yang memang bersempadan dengan Malaysia, yaitu Sabah dan Serawak, saya memohon supaya wisatawan-wisatawan Malaysia ataupun business perniagaan, ahli perniagaan Malaysia boleh terlibat sama di dalam pembangunan di Kalimantan.

Sebagai sahabat serumpun, Malaysia dan Indonesia berkongsi banyak persamaan dalam pelbagai perkara termasuk adat, tradisi, dan warisan kehidupan. Pada tahun 2020, kedua-dua negara telah membuat penjenamaan, penyenaraian bersama, bagi pantun secara multinasional nomination ke UNESCO. Dan persetujuan saya berdua dengan Bapak Presiden supaya kita mengenal pasti mana-mana kebudayaan yang boleh kita masukkan ke dalam senarai bersama, supaya tidak timbul isu yang berkaitan dengan kebudayaan yang kadang-kadang boleh menjejaskan hubungan kita yang selama ini terjalin dengan begitu baik.

Mengenai perbatasan sempadan maritim di antara Malaysia dan Indonesia, kita telah membuat persetujuan. Ada empat isu yang berkaitan, dua isu telah pun selesai dan boleh ditandatangani. Jadi kami berdua bersetuju supaya yang selesai untuk yang boleh ditandatangani, kita tanda tangani dulu, tidak perlu tunggu empat isu diselesaikan serentak. Jadi saya percaya, sepangkuannya separuh daripada isu telah dapat kita selesaikan dan kali ini boleh kita percepat.

Isu-isu antarbangsa juga kita sama-sama berbincang. Myanmar kami bersependapat dengan, saya sependapat dengan Bapak Presiden, yaitu isu Myanmar ini perlu kita selesaikan, ya. Dan Malaysia juga sama saja pandangan tentang Myanmar ini, dengan pihak kerajaan Pemerintah Indonesia. Kita mempunyai pandangan yang sama dan akan bertindak secara bersama untuk menyelesaikan isu Myanmar yang saya maklumkan kepada Bapak Presiden. Malaysia amat terkesan karena kegawatan yang berlaku di Myanmar akan menambahkan lagi refugee ataupun pelarian Rohingya ke Malaysia dan sekarang ini kita sedang menampung lebih dari 200 ribu pelarian Rohingya ke Malaysia. Jadi penyelesaian di Myanmar tentu saja akan mengurangkan pelarian Rohingya untuk keluar dari Myanmar dan datang ke Malaysia ini.

Mengenai isu Laut Cina Selatan kami juga bersependapat bahwa segala isu yang berkaitan dengan Laut China Selatan perlu diselesaikan secara diplomatik dan menghormati undang-undang antarabangsa terutamanya UNCLOS, yaitu undang-undang antarabangsa yang berkaitan dengan laut, terutama yang melibatkan Laut Cina Selatan.

Jadi, saya kira itu saja yang saya boleh sampaikan. Jadi sekali lagi, saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden, Pemerintah Indonesia, termasuk Bapak-Bapak, Ibu-Ibu Menteri yang hadir pada hari ini yang saya kira kerja sama yang sangat akrab di antara Malaysia ini akan terus akan dapat kita teruskan.  Dan saya juga mengundang Bapak Presiden untuk sekali lagi ke Malaysia. Bisa dipahamkan sudah dua kali Bapak Presiden ke Malaysia, saya mengundang secara resmi supaya kita akan menerima Bapak Presiden di Malaysia bila-bila masa saja Bapak Presiden menetapkan tarikhnya.

Terima kasih.