Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, Jakarta, 6 September 2011

 
bagikan berita ke :

Selasa, 06 September 2011
Di baca 731 kali

PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

SIDANG KABINET PARIPURNA

DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA

TANGGAL 6 SEPTEMBER 2011

 

 

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia dan Peserta Sidang Kabinet Paripurna yang saya cintai,


Alhamdulillaah
, hari ini kita kembali dapat melaksanakan Sidang Kabinet Paripurna dan karena ini sidang kita yang pertama kali setelah baru saja kita, utamanya saudara-saudara yang menjalankan, melaksanakan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri. Maka, izinkanlah saya untuk menyampaikan selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin, minal aidin wal faidin. Barangkali selama satu tahun terakhir ada tutur kata saya, tindakan saya yang saudara-saudara tidak berkenan, baik itu yang saya sampaikan secara lisan maupun pesan-pesan saya melalui sms, sekali lagi saya minta maaf. Tidak ada urusan pribadinya, saya tentu memiliki kewajiban untuk sekali-sekali mengoreksi tapi tidak untuk membenci, dengan demikian ada perbaikan dari apa yang saudara-saudara lakukan, dari apa yang kita lakukan bersama.

 

Memang, saat-saat terakhir kemarin ini untuk berbagi pengalaman. Banyak sms yang saya terima, sebagian dari sms itu merupakan ekspresi kemarahan dari saudara-saudara kita menyalahkan saya, mengapa ada dua kali 1 Syawal dari hitungan Masehi, 30 Agustus atau 31 Agustus. Tapi dengan sabar saya jawab, karena bagi saudara-saudara yang menyampaikan seperti itu berpandangan bahwa 1 Syawal itu yang menentukan Presiden, begitu. Setelah kita jelaskan dengan sabar, pada prinsipnya mereka bisa mengerti. Tetapi setelah itu, saya juga menerima banyak sekali sms yang intinya, apa tidak bisa Pak SBY di negara ini ada satu solusi yang arif, yang bijak untuk menentukan cara seperti apa yang bisa kita pilih oleh bangsa ini, dengan demikian kita bisa merayakan Idul Fitri dari tanggal yang sama, pada hari yang sama. Tentu ini domain para ulama, domain dari cendekiawan yang memahami permasalahan ini, saya bukan ahlinya. Oleh karena itu, saya teruskan ini nanti kepada Majelis Ulama Indonesia maupun pihak-pihak terkait yang lainnya dengan tenang dan jernih. Coba dipikirkan baiknya bagaimana untuk menetapkan 1 Syawal bagi kita semua dimasa depan.

 

Saudara-saudara,

 

Ada tiga hal utama yang akan kita bahas pada Sidang Kabinet Paripurna ini, yang pertama adalah evaluasi pelayanan mudik lebaran. Saya akan meminta saudara Kapolri mewakili semua, untuk melaporkan nanti evaluasi dari pelayanan mudik lebaran itu. Meskipun ini rutin, katakanlah, tapi ingat, selalu saya ingatkan agar dianggap sebagai tugas baru, operasi baru, pelayanan yang harus kita laksanakan dengan lebih baik dari masa-masa sebelumnya. Agenda yang kedua adalah evaluasi kinerja sebenarnya, termasuk implementasi dari APBNP 2011. Perlu saudara ketahui pada saat kita melaksanakan libur bersama, beberapa kali saya mengundang kelompok-kelompok menteri untuk membahas, tapi dalam suasana yang tidak formal, isu-isu tertentu agar pada saat yang baik itu kita bisa mengidentifikasi apa kelemahan dan kekurangan kita, serta apa yang belum bisa kita capai, serta bagaimana kita memperbaikinya untuk tahun-tahun mendatang. Sedangkan agenda yang ketiga nanti, akan saya ingatkan untuk menjadi perhatian saudara semua sejumlah sasaran penting yang mesti kita capai pada tahun 2012 mendatang dan bahkan sampai 2014 nantinya.

 

Saudara-saudara,

 

Berkaitan dengan evaluasi pelayanan mudik lebaran, laporan sementara yang saya terima, semua bisa dikelola relatif baik. Lebih baik dari tahun lalu tetapi saya juga mendengar, ada masalah-masalah baru yang memerlukan solusi untuk pelayanan di tahun mendatang. Ingat ekonomi di mudik lebaran itu besar, besar sekali. Dan apa yang saya dapatkan dari masyarakat luas, itu memang sangat berguna dalam upaya menggerakkan ekonomi lokal, dimana saudara-saudara kita yang melaksanakan mudik lebaran itu bertemu dengan sanak keluarganya. Oleh karena itu, sekali lagi jangan disia-siakan momentum ini, karena membawa berkah sebetulnya, membawa kebaikan bagi semua.

 

Saya juga mendengar ada unjuk rasa di Nagrek, saya memeriksa Nagrek waktu itu, saya berputar untuk melihat terobosan yang dibangun selama tiga tahun, 2007, 2008, 2009, 2010, bahkan masuk tahun kelima ini. Yang ternyata menjadi solusi yang cespleng. Saya lihat langsung dan saya naik mobil memutar disitu. Dan unjuk rasa yang saya dengar adalah saudara-saudara kita yang tadinya berdagang di tempat yang super macet itu, kemudian karena sekarang lancar, tentu rejekinya hilang. Terhadap ini saya memberikan atensi, tolong pemerintah daerah bagaimanapun itu mereka yang berharap dapat rejeki, tentu tidak mungkin dibikin macet lagi, tetapi bagaimana ada kanalisasi, mereka juga mendapatkan keuntungan dari lebaran itu, dan saya dengar Polri sudah memfasilitasi para pengunjuk rasa itu karena sempat menutup jalan. Kepada pemerintah daerah nanti melalui Mendagri lewat Gubernur tolong berikan atensi untuk itu.

 

Kemudian untuk evaluasi kinerja kabinet, tentunya termasuk pemerintah daerah. Ini senantiasa kita lakukan, tetapi khusus yang ingin saya sampaikan sekarang ini akan saya sampaikan dengan mengevaluasi implementasi penggunaan anggaran yang ada dalam APBNP 2011. berkali-kali di ruangan ini ataupun di tempat yang lain, saya katakan bahwa pembelanjaan pemerintah, utamanya belanja modal itu merupakan sumbangan yang penting, kontributor yang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Disamping penyumbang yang lain, seperti konsumsi rumah tangga, investasi, neto dari ekspor dan impor. Sehingga kalau sudah kita rancang belanja pemerintah itu sekian ratus triliun dan kadang-kadang bisa kita terima defisit, entah 1,5 % atau berapapun itu dengan harapan kalau itu dibelanjakan dengan baik, tepat, maka akan menyumbang secara berarti bagi pertumbuhan ekonomi kita. Ekonomi tumbuh, ekonomi mengatakan pengangguran berkurang. Pengangguran berkurang, ekonomi juga mengatakan kemiskinan berkurang. Jadi kalau diantara unsur pemerintah pusat maupun daerah, dan lembaga-lembaga negara lain tidak benar-benar membelanjakan anggarannya sesuai dengan rencana, pada hakikatnya mengurangi capaian dari pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran, dan pengurangan kemiskinan.

 

Kemarin saya membahas bersama Wapres, tiga Menko, Mensesneg dan Seskab, serta Kepala UKP4 untuk melihat ini semua, yang harus saya sampaikan adalah belanja modal dijajaran saudara-saudara, kementerian dan lembaga-lembaga tertentu itu masih jauh dari harapan. Kalau itu tidak segera diperbaiki dalam waktu yang tinggal 4 bulan, kita, saudara semua ikut bertanggungjawab untuk tidak tercapainya pertumbuhan yang kita harapkan, termasuk dampak positifnya. Jangan sampai, harusnya kita mencapai 7%, hanya 6,6%. Harusnya kita mencapai nantinya 7,5%, hanya 7%, karena tidak spending dibelanjakan. Saya sudah mengingatkan berkali-kali, dan nanti akan ada detailnya setelah break penjelasan saya ini, dan saya masih memberikan kesempatan sekali lagi beberapa saat mendatang untuk segera dituntaskan. Saya tidak tahu, apakah saudara juga tahu kalau spending di Kementerian saudara jauh rendah dari yang kita harapkan.

 

Disamping itu, evaluasi saya juga ada sasaran-sasaran yang ingin kita capai dengan baik sampai bulan Agustus kemarin, menurut saya belum secara optimal bisa dicapai. Itu bisa kita lihat nanti dan juga apa yang saya evaluasi termasuk kemarin saya bahas bersama pejabat yang lain. Memang ada manajemen di jajaran baik Kabinet maupun di kementerian dan lembaga yang saudara pimpin yang mesti dibikin lebih efektif. Perlu ada koreksi dan perbaikan, termasuk masih ada respons yang tidak cepat untuk menyelesaikan sesuatu, ada detailnya semua. Bukan hanya apa yang diamati oleh UKP4, tapi Saya pun, Wapres pun juga melihat demikian, ada sesuatu yang mestinya bisa lebih cepat lagi, bisa lebih efektif lagi. Ini juga evaluasi, sekali lagi untuk memastikan bahwa tahun-tahun mendatang kita bisa mencapai lebih baik lagi.

 

Saya sudah menjadwalkan pertemuan Saya bersama Wapres dengan Dewan Pertimbangan Presiden, Paripurna itu. Saya berharap bahwa Wantimpres bisa menyampaikan segala sesuatunya secara terbuka, karena itu tertutup pertemuan kita itu. Dengan demikian kita bisa mendengar, para menteri nantinya juga bisa melakukan perbaikan-perbaikan internal, agar semua yang sudah kita tuangkan dalam RKP, APBN, bahkan RPJMN, bahkan MP3EI, itu semuanya bisa dicapai. Itu evaluasi.

 

Sedangkan saya katakan tadi, saya ingin menyampaikan beberapa atensi khusus untuk sasaran pembangunan ke depan ini, nanti akan saya sampaikan satu demi satu. Tetapi salah satu hasil evaluasi banyak sebenarnya yang sudah kita putuskan di ruang sidang ini. Pemantauan dari UKP4 belum semuanya dilaksanakan sebagaimana yang kita harapkan. Listnya ada, daftarnya ada. Oleh karena itu, sekali lagi saya masih memberi kesempatan kepada saudara semua untuk betul-betul dilaksanakan dengan baik, sehingga semua sasaran bisa kita capai.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah tiga agenda penting yang akan kita bahas dan acarakan pada Sidang Kabinet Paripurna hari ini. Saya akhiri pengantar saya ini, dan kemudian setelah break ini nanti kita lanjutkan.

 

Terima kasih.

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI