Di JIExpo Kemayoran, Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati dan saya banggakan Wakil Presiden keenam Republik Indonesia dan sesepuh TNI, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno;
Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI (DPD RI) Saudara Sultan Bachtiar Najamudin;
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI) Ibu Isma Yatun, beserta Wakil Ketua BPK Saudara Budi Prijono;
Para Menteri Koordinator, Menteri, dan Anggota Kabinet Merah Putih yang hadir yang tidak saya sebut namanya satu persatu, tanpa mengurangi rasa hormat;
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, beserta Kepala Staf Angkatan yang hadir: Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak; Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali; Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Tedi Rizalihadi;
Gubernur DKI Jakarta yang saya hormati, Saudara Pramono Anung;
Distinguished guests from friendly countries, Ministers of Defense, Deputy Ministers of Defense, Commanders of the Armed Forces, Chief of Staff of the Armed Forces;
Distinguished guests Ambassadors, CEOs of participating companies,
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati dan saya banggakan.
Pertama, tentunya sebagai insan yang bertakwa, marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Mahabesar, Tuhan Mahakuasa, bagi umat Islam Allah Swt., kita masih diberi kesehatan, masih diberi kekuatan untuk hadir di acara yang baik ini.
Saudara-saudara,
Terima kasih atas kehormatan diberikan kepada saya, saya diundang untuk membuka ekspo ini. Ekspo ini dimaksud untuk memberi kesempatan bagi industri pertahanan dalam negeri, industri pertahanan negara-negara sahabat, dunia akademisi di Indonesia, semua unsur-unsur pimpinan politik dan kemasyarakatan, dan tentunya generasi muda Republik Indonesia untuk mengikuti perkembangan teknologi dan sains, khususnya di bidang pertahanan.
Saudara-saudara sekalian,
keselamatan suatu bangsa harus dijamin oleh pertahanan suatu bangsa. Tidak ada bangsa yang waras yang menghendaki perang. Perang adalah kegiatan manusia yang destruktif, perang adalah menimbulkan kehancuran. Tapi sejarah manusia mengajarkan bahwa suatu bangsa yang tidak mau investasi terhadap pertahanannya sendiri, biasanya kedaulatannya dirampas, biasanya kemerdekaannya dirampas, biasanya bangsa itu menjadi bangsa budak. Ini adalah ajaran sejarah.
Karena itu, bangsa Indonesia dari awal mengatakan bahwa bangsa Indonesia cinta damai, tapi bangsa Indonesia lebih cinta kemerdekaan.
The nation of Indonesia from its earliest beginnings declared that Indonesia loves peace, but we love independence more. The lessons of history have taught us, have taught all of us, that a nation that does not want to invest in its defense, usually will experience their independence being stolen away, will experience the nation being subjugated to the will of others, witnessing the wealth of the nation being stolen, this is the lesson of humankind.
Therefore, defense is a necessity. Defense is one of the guarantors of freedom and prosperity. Defense is one of the guarantors of freedom and prosperity.
Pertahanan adalah salah satu jaminan terhadap kemerdekaan dan kesejahteraan.
Sejarah kita sendiri telah mengajarkan kepada kita, bahwa ratusan tahun negara kita diduduki oleh bangsa-bangsa lain, diduduki, dan rakyat kita, masyarakat kita, budaya kita, politik kita dihancurkan dan kita menjadi milik bangsa lain dan kekayaan kita diambil.
Baru ada suatu riset beberapa minggu lalu yang menceritakan kepada kita bahwa selama Belanda menjajah kita, Belanda telah mengambil kekayaan kita senilai, dengan uang sekarang, senilai US$31 triliun. Produksi domestik bruto kita sekarang adalah US$1,5 triliun. Berarti, kekayaan yang telah diberikan atau diambil dari bangsa Indonesia adalah sama dengan mungkin 18 kali seluruh produksi bangsa Indonesia, 18 kali GDP kita, atau sama dengan kurang lebih 144 tahun anggaran, anggaran kita [selama] 140 tahun. Dan, selama Belanda menduduki Indonesia, Belanda telah menikmati GDP per kapita nomor satu di dunia.
Saudara-saudara sekalian,
apa yang itu mengajarkan kepada kita? Mengajarkan kepada kita, kalau kita sekarang berhasil menjaga kekayaan kita, mungkin GDP per kapita kita juga salah satu yang tertinggi di dunia. Dan, hampir semua lembaga-lembaga ekonomi dunia sudah meramalkan bahwa ekonomi Indonesia bisa menjadi mungkin enam besar atau lima besar dunia dalam waktu yang tidak lama lagi.
Dua ribu empat puluh lima hanya 20 tahun lagi, anak-anak muda yang sekarang, tadi dikatakan teknokrat muda, yang umurnya sekarang 30 [tahun], 25 tahun lagi mereka yang akan memimpin republik ini. Dan di situ lah kita bisa mungkin keluar dari kemiskinan untuk seluruh rakyat kita.
Tapi saya optimis, setelah saya mempelajari angka-angka, saya optimis kita bisa hilangkan kemiskinan dari Republik Indonesia, jauh sebelum 2045. Itu keyakinan saya, dan itu tekad saya. Itu tekad saya, tekad pemerintahan saya, dan itu keyakinan saya.
Saudara-saudara sekalian,
untuk itu Indonesia terpaksa membangun pertahanan kita. Kita punya sikap, kita punya wawasan pertahanan, wawasan nusantara, wawasan defensif.
Indonesia declares that our defense posture, our defense outlook is a posture of defense, a defensive posture. We have no external interest. And we do not aspire to have any external projection of military power. Our whole defense posture, our whole defense strengthening is focused on creating a strong defense of our territory.
We know that we are not as strong as the global power, and that is why the policy of Indonesian government and the policy of my government is the policy of non-alignment of neutrality. We respect all powers, we respect all countries, we want to maintain the best of relationship with all countries. That is why I announce, my foreign policy is the policy of the good neighbour.
We want to be a good neighbour with all our neighbours, immediate, intermediate and even neighbours from afar. We live in a smaller planet. There cannot be any solution by force of military power.
Therefore, I welcome all of our foreign guests. I'm very happy to see a lot of my friends here. And I appreciate your friendship and your goodwill towards Indonesia. I emphasize again that we will respect our relations with all our neighbours.
We are determined not to be dragged into any military groupings or alliances, we cannot, we cannot. That is not the will of the Indonesian people, because we want the best of relations with all powers.
Therefore, we will not encroach on the national interests of other powers, but we respectfully request that all our friends and neighbours will also respect our sovereignty, our territorial integrity. Let us work together for a common prosperity. The lesson of history teaches us, there cannot be prosperity without peace. There cannot be peace without respect and understanding. No nation, however small, wants to be intimidated. No nation, however small, however weak, wants to be humiliated. We are one human family. Let us work together.
Indonesia still has a lot of our people living in poverty and hunger. That's why we want to concentrate in lifting our people from poverty, eradicating hunger, bringing education to all our children. But we realize that we must have a strong defense.
There is an ancient saying in Asia, “If you are wealthy, you must be strong. If you are wealthy and not strong, very soon you will not be wealthy.” And this is what we've experienced. Even now, we experience many, many violations of the law inside our country.
Thank you very much for your attention. Thank you very much for your presence. I hope everybody will enjoy this defense. As a former soldier, I wish I can spend more time here, but I have other responsibilities, especially that of taking care of the poor and the hungry.
Saya kira demikian Saudara-saudara sekalian, karena banyak tamu-tamu, saya minta izin menghormati tamu-tamu karena itu sifat bangsa Indonesia, selalu menghormati tamu. Jadi karena banyak tamu, saya bicara dalam bahasa Inggris, minta maaf. Kita sangat hormat sama tamu, saking hormatnya, ada tamu yang ratusan tahun tidak mau pergi dari Indonesia, terpaksa kita harus bertempur. Tapi saya katakan, saya tegaskan bagi kita, perang itu adalah yang terakhir. Kita perang hanya kalau terpaksa, tapi kalau terpaksa, kita punya ajaran daripada nenek moyang kita, lebih baik kita mati daripada dijajah kembali.
Saudara-saudara sekalian,
kita tidak mau disuruh-suruh oleh siapapun kita akan hormat semua negara, kita akan hormat mereka, kita akan kerja sama dengan mereka, dan kita harus beri contoh kepada semuanya.
Saya kira itu dari saya, terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om santi santi santi om,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Terima Kasih.
Merdeka!
Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini, Rabu, 11 Juni 2025, saya Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia membuka Indo Defence Expo & Forum Tahun 2025.