SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA ACARA PANEN RAYA DI SUMBAR, 13-12-2008

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 13 Desember 2008
Di baca 945 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA PANEN RAYA
DI KABUPATEN DHARMASRAYA, PROVINSI SUMATERA BARAT
TANGGAL 13 DESEMBER 2008


Bismillahhirahmannirrahim,

 

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Saudara Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Saudara Gubernur Sumatera Barat, Saudara Bupati Dharmas Raya, dan para pimpinan dan pejabat negara yang bertugas di Sumatera Barat, baik dari unsur eksekutif, legislatif, yudikatif maupun TNI dan Polri,

 

Yang saya hormati para Pimpinan perguruan tinggi, para Pimpinan dunia usaha,

 

Yang saya muliakan para Niniak, Mamak, Ulama cadiak pandai,

 

Yang saya cintai para petani dan anggota kontak tani, komunitas tani,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan semoga kesehatan, untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan negara tercinta. Kita juga patut bersyukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena pada sore hari ini kita dapat bersama-sama bersilaturahim dan beribadah dalam bentuk menanam padi, panen padi, dan meresmikan berbagai prasarana pertanian dan prasarana kehidupan masyarakat yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di seluruh tanah air.


Hadirin yang saya hormati,

 

Saya sungguh merasa amat berbahagia pada sore hari ini, kecuali hadir di tempat yang indah ini di tengah saudara-saudara yang ramah dan saya yakin taat beribadah, sehingga tentu membawa berkah Juga tadi Pak Gubernur menyampaikan bahwa di Jorong Bukit Mindawa, Nagari Tebing Tinggi, Kecamatan Pulau Punjung, dan Kabupaten Dharmas Raya. Kehidupan masyarakatnya rukun dan damai, dan penuh kasih sayang, saya sangat berterima kasih. Dikatakan ada minang, ada sunda, ada jawa, demikianlah kehidupan yang hendak kita bangun di negeri ini, apapun sukunya, apapun agamanya, apapun etnisnya, dari manapun berasal maksud saya daerahnya, termasuk apapun partai politiknya, harus rukun dan damai, harus saling hormat-menghormati, saling sayang-menyayangi sebagai umat hamba Allah. Apapun sukunya, apapun partai politiknya, kalau tidak makan nasi satu hari, lapar.

 

Marilah kita bersatu, tidak perlu melihat identitas, identitas dipergunakan untuk tujuan yang baik pula, tapi jangan kemana-mana harus kita berjarak karena perbedaan identitas, justru kita harus semakin rukun, semakin kompak, dan semakin bersatu. Insya-Allah kalau hati kita itu tentram dan kemudian kalau tentram pikiran kita jernih, mendapatkan inspirasi, insya-Allah yang kita laksanakan tentu akan lebih baik.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Hari ini saya diundang, alhamdulillah untuk pertama-tama panen. Panen itu sebagai perwujudan syukur Alhamdulillah dan sebagai buah dari apa yang kita tanam dulu. Ingat, bersyukur kita panen dan setelah panen nanti jangan lupa menanam kembali. Menanan, pelihara, insya Allah akan panen lagi. Demikianlah filosofi yang baik, bahwa kita harus menanan jasa baik, menanan budi baik untuk mencapai tujuan yang mulia, harus memulai berjuang, siap menghadapi permasalahan dan tantangan, melewati semuanya, dan akhirnya apa yang kita ingin capai dapat terwujud.

 

Saudara-saudara,

 

Kita berbangsa dan bernegara, apa yang hendak kita capai? Kita membangun, mulai dari mendiang Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus dur, Ibu Megawati, saya, dan nanti pemimpin-pemimpin berikutnya, kita terus membangun, untuk apa? Tiada lain saudara-saudara agar kesejahteraan rakyat makin ke depan makin meningkat. Rakyat disebut makin sejahtera apabila keperluan hidupnya makin dapat dipenuhi. Pertama, pangan, termasuk yang ada di depan kita ini, padi dan beras sebagai makanan pokok bangsa kita. Setelah itu sandang, apa yang kita gunakan, Alhamdulillah kita tidak kekurangan sandang. Setelah itu papan, sebagian saudara-saudara kita belum memiliki rumah, oleh karena itu pemerintah pusat, pemerintah daerah terus meningkatkan pembangunan perumahan rakyat.

 

Berikutnya lagi, ingin pendidikan yang baik, yang belum mampu kita bantu agar bisa bersekolah karena itu juga kebutuhan dasar manusia. Setelah itu kesehatan, oleh Puskesmas, Posyandu, yang kurang mampu juga kita bantu, yang mampu tentu bisa membiayai dirinya sendiri. Rasa aman, kita jaga, ada Polisi, ada Tentara, dan sebagainya supaya kehidupan kita bisa betul-betul aman dan tentram. Saya tambahkan lagi dalam dunia masa kini di mana penduduk dunia itu jumlahnya 6.6 miliar sekarang ini, maka bukan hanya pangan yang menjadi kebutuhan dasar manusia sejagad, tetapi juga air, dan juga energi. Sehingga, kalau kita semua dengan contoh Sumatera Barat yang baik tadi, bisa meningkatkan kebutuhan dasar hidup manusia, pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, rasa aman, lingkungan hidup, kemudian ditambah air dan energi, maka itulah yang menjadi amanah, dan apabila dapat kita capai, itulah tujuan dari pembangunan kita.

 

Oleh karena itu, marilah kita pahami apa yang hendak kita wujudkan di negeri tercinta ini. Membangun sebuah bangsa, mencapai tujuan yang mulia tentu tidak semudah membalik telapak tangan, bangsa manapun juga mengalami suka dan duka, pahit-getir, pasang dan surut dalam perjalanan kehidupannya. Oleh karena itu, kalau sekali-kali kita menghadapi musibah, tantangan, permasalahan, hambatan, jangan pernah menyerah, tetap bersyukur, tegar, sabar, tabah dan berikhtiar untuk mengatasi semuanya itu.

 

Saya mengajak masyarakat Indonesia di seluruh tanah air untuk berjiwa seperti itu dan bertindak seperti itu demi hari esok kita yang lebih baik. Banyak negara-negara, bangsa-bangsa lain yang lebih berat tantangan kehidupannya, kita justru harus pandai bersyukur sambil meningkatkan kesejahteraan kita bersama.

 

Saudara-saudara,

 

Mengapa pangan itu penting? Saudara tahu, tahun ini dunia mengalami yang disebut krisis pangan, termasuk krisis harga pangan. Mengapa? Karena bersamaan dengan itu ada krisis harga energi, harga minyak naik satu tahun yang lalu ini, harga pangan terpicu ikut naik, ditambah karena krisis iklim yang disebut dengan pemanasan global dan perubahan iklim dibanyak negara terjadi gagal panen. Oleh karena itu, dunia mengalami kekurangan komoditas pangan juga. Itulah seluruh pemimpin di dunia, kita sering bertemu untuk mencari solusi bersama bagaimana dunia tidak kurang pangan, harganya jangan terus melambung tinggi di negara kita. Marilah kita bersyukur, karena permasalahan yang berat yang dihadapi oleh negara-megara lain, negara kita dapat mengelolanya dengan baik. Terbukti, kerja keras kita semua dan saya berterima kasih kepada petani utamanya, beras kita katakanlah tidak mengalami kekurangan, bahkan sudah mulai surplus, insya Allah nanti kita bisa mengekspor.

 

Jadi, meningkatkan produksi pangan wajib, mencapai ketahanan pangan wajib. Suatu saat kita bisa mengekspor beras, katakanlah jika itu membawa manfaat bagi petani kita, bagi perekonomian kita, tentu dapat kita lakukan dan kita tentu bisa membantu saudara-saudara kita di negara lain untuk bisa membeli beras dari Indonesia dengan harga yang tepat, sehingga membawa kesejahteraan bagi petani kita. Tapi yang penting-penting, yang penting marilah kita bikin produksi dalam negeri cukup untuk dikonsumsi oleh rakyat kita sendiri.


Pak Anton, Menteri Pertanian tadi mengatakan yang kita jadikan sasaran bukan hanya beras, tapi juga jagung, kedelai, daging sapi, dan kemudian gula. Alhamdulillah kalau yang lain itu sudah cukup, bahkan sudah ada yang kita ekspor.

 

Saudara-saudara,

 

Saya menggarisbawahi mari kita menjadi negara yang cukup pangan, yang memiliki ketahanan pangan yang tinggi, insya Allah bisa, insya-Allah bisa.

 

Saudara-saudara,

 

Untuk mencapai ketahanan pangan yang tinggi, tentu mencapai swasembada dan surplus beras katakanlah, maka pemerintah mesti terus bekerja keras, kalau saya sebut pemerintah bukan hanya pemerintah pusat, tapi juga pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, bahkan sampai yang paling depan untuk bersama-sama melakukan apa saja yang bisa meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian kita.

 

Yang kedua adalah para petani sendiri, komunitas petani untuk betul-betul bisa bertani dengan cara-cara yang tepat. Kemudian ada pihak lain biasanya dunia usaha yang juga ikut menjadi bagian dari upaya nasional peningkatan produksi dan produktivitas pangan dan pertanian kita.

 

Saudara-saudara,

 

Sudah sangat sering saya menjelaskan di berbagai forum ketika saya berkunjung ke seluruh Indonesia bertemu dengan petani menanam padi, panen seperti ini. Oleh karena itu, tidak akan saya ulangi, yang jelas pemerintah terus bekerja dengan gigih untuk bukan hanya mencapai swasembada yang insya Allah akan kita capai tahun ini, tapi lebih lagi meningkatkan lagi produksi dan bahkan surplus dari beras dan produk-produk pertanian kita. Yang ingin saya sampaikan karena sering saya mendapat masukan, kiriman SMS, surat, kalau saya berdialog dengan para petani itu sering diangkat masalah pupuk.

 

Tadi malam, saya dengan beberapa menteri melaksanakan rapat kabinet terbatas, saya kira Pak Menteri Pekerjaan Umum juga ada, Sekretaris Kabinet juga ada. Kami tadi malam membahas tiga hal. Yang pertama, mengatasi permasalahan pupuk. Yang kedua, meningkatkan pembangunan infrastuktur di seluruh Indonesia agar perekonomian bergerak, termasuk irigasi dan agar lapangan pekerjaan tersedia. Ingat saudara, dunia sedang mengalami krisis keuangan, sedang mengalami resesi perekonomian global, banyak pengangguran di negara-negara tertentu, jumlahnya sangat besar, kita juga harus melakukan langkah-langkah yang cepat dan tepat, agar tahun depan apabila ada pengangguran bisa kita serap, tadi malam kita merumuskan pembangunan infrastruktur di pekerjaan umum, di perhubungan, di energi, di perumahan rakyat, pertanian, dan sebagainya, dengan biaya yang sangat besar baik biaya negara maupun biaya swasta agar terjadi penyerapan tenaga kerja.


Dan yang ketiga yang kami bahas adalah penyesuaian harga BBM dikaitkan dengan situasi harga minyak mentah dunia akhir-akhir ini. Saudara tahu bahwa itu semua harus pas, prediksi kita tidak boleh meleset, kemudian dikaitkan dengan APBN kita, dikaitkan dengan meringankan beban rakyat. Oleh karena itu, kami terus menggodok untuk kemungkinan penurunan kembali bahan bakar minyak dalam waktu dekat mendatang.

 

Nah yang BBM nanti saja ceritanya pada saatnya akan saya jelaskan. Yang penting pupuk sekarang. Pupuk ini begini, saudara dua tahun berturut-turut, 2007-2008, produksi ini meningkat tajam pertanian kita, bukan hanya sawah sebetulnya tapi juga perkebunan. Akibatnya apa? Memang pupuknya, keperluan pupuk menjadi meningkat tajam. Ini ada cerita seperti nikmat membawa sengsara, atau sengsara membawa nikmat, insya-Allah nikmat membawa nikmat nantinya ya. Oleh karena itu, jangan dicegah peningkatan produksi pangan, kita syukuri, kita lanjutkan, nah yang kurang mari kita atasi. Jadi kalau ada yang bertanya, “Mengapa Pak pupuk kurang?” ya kebutuhan pupuk meningkat, karena pertaniannya berkembang, produksinya naik, itu masalahnya. Oleh karena itu, tidak usah mempertanyakan mengapa pupuknya kurang, bagaimana sekarang kita atasi kekurangan pupuk.

 

Solusinya pertama, produksi harus kita tambah, pabrik-pabrik harus giling terus untuk menambah produksi. Ada kekurangan gas, gas kita atasi, jadi kami sudah berpikir nanti untuk pabrik pupuk yang di Kalimantan, pabrik pupuk yang di Aceh, pabrik pupuk yang di Jawa, kita hidupkan semua dengan tambahan gas, gasnya tambah tentu biayanya tambah, tidak apa-apa produksinya meningkat, harus. Nah setelah itu kita alirkan, distribusinya harus benar, jangan ada penyimpangan-penyimpangan, mana yang subsidi, mana yang tidak subsidi kita jaga karena sudah kita arahkan siapa yang patut menerimanya. Sampai pada tingkat petani, petani kita harapkan pas dalam menggunakan pupuk itu, setelah nanti cukup, kita gunakan pas, maka insya Allah secara bertahap akan bisa kita atasi. Terus meningkat produksinya, pupuk terus meningkat kebutuhannya, kita atasi bersama-sama dan pemerintah mengalokasikan anggaran yang sangat besar untuk itu tetapi memang kewajiban pemerintah karena sekali lagi adalah agar produksi pangan kita tetap terjaga. Kami terus bekerja, harapan saya di tingkat lapangan mari kita gunakan dengan sebaik-baiknya, setepat-tepatnya, jangan ada yang belok ke sana belok yang ke sini, jangan ada yang menimbun di sana menimbun di sini, kasihan yang memerlukan pupuk itu untuk segera bisa meningkatkan produksinya.

 

Saya sudah meminta Menteri Pertanian untuk menambah petugas penyuluh pertanian untuk tahun depan, barangkali sudah dipikirkan, kalau bisa ditambah sepuluh ribu lagi begitu, diluar yang sudah kita rencanakan lebih banyak lagi yang bisa melakukan pendampingan termasuk memastikan pupuk-pupuk itu juga tersalur dan tergunakan dengan baik. Pupuk kita atasi, jelas sekali kurang memang karena kebutuhannya meningkat tajam. Yang kedua harga beras, saudara-saudara. Harga beras ini begini, karena istri saya juga ada di sini, sering dapat SMS, pagi, sore, siang, dan malam. Kalau tiba-tiba harga beras anjlok, saudara-saudara kita yang petani marah, “Pak SBY bagaimana, kami sudah cape-cape menanam nih harga beras rendah, tolong ada kebijakan supaya harganya tidak jatuh, dan sebagainya, dan sebagainya.” Kita dengar, ya sudah memang beliau kepanasan, kehujanan, kalau harganya rendah tentu kurang penghasilannya. Begitu harga naik, yang marah gantian, “Pak SBY kami ini penghasilan pas-pasan, kenapa harga beras naik, ngga bisa diturunkan, dan sebagainya.” Ya betul, karena beliau mungkin meskipun gaji tiap tahun kita naikkan tapi tetap kalau harga beras naik tidak happy, tidak senang. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah menyangkut harga beras adalah harga itu x, kita tetapkan gabah berapa, beras berapa, tiap tahun kita atur. Harga itu diharapkan tetap dapat meningkatkan kesejahteraan petani, itu syarat pertama, karena yang menanam petani. Yang kedua, harga itu juga bisa dijangkau oleh saudara-saudara kita yang menjadi buruh, yang menjadi guru, yang menjadi bidan, yang menjadi Tamtama TNI, polisi, yang mereka juga penghasilannya ya pas-pasan juga, bisa dibeli. Nah yang miskin kita bantu, yang namanya beras untuk rakyat miskin. Nah yang mampu, yang kaya ya beli dong, beli yang benar supaya juga membantu saudara-saudaranya, itu adil.

 

Jadi, saudara percayalah kita akan menetapkan harga beras sedemikian rupa, supaya semuanya itu diperhatikan kepentingan dan keperluannya. Yang jelas Pak Anton mengatakan meskipun harga beras di luar negeri sekarang tinggi karena krisis pangan global tadi, mudah-mudahan dengan surplus ini kita tetap bertahan tidak perlu ikut-ikutan seperti dunia, stabil dengan harga yang pas, pasnya seperti apa, yang tadi itu saya jelaskan, pas untuk petani, pas untuk konsumen yang lain, yang miskin kita berikan policy khusus, yang kaya kewajibannya untuk membeli dengan harga yang semestinya. Itu menyangkut pupuk dan harga beras, jadi itu menjadi kewajiban pemerintah untuk mengelola dan mengaturnya.

 

Saudara-saudara yang saya muliakan,

 

Produksi beras akan naik terus katakanlah kalau lahannya cukup, pengairannya baik atau irigasinya ada, benihnya ada, dengan varitas yang makin baik, ada subsidinya, pupuknya demikian juga ada, ada yang kita berikan subsidi, kalau ada hama bisa kita lawan hama itu, kemudian cara bertanamnya tepat, tahu ada perubahan iklim, itulah diperlukan penyuluh pertanian, kemudian kalau ada gonjang-ganjing pasar harga diatur oleh pemerintah, ada teknologi baru kita kembangkan teknologi itu. Oleh karena itu, kalau semua itu kita bentuk dan kita kelola bersama hampir pasti dengan ridho Allah produksi pangan akan meningkat, rumusnya itu.

 

Saya senang tadi mendapat laporan misalkan Universitas Andalas yang saya pernah kunjungi 2 tahun yang lalu dan saya karena pernah sekolah 3 tahun di Institut Pertanian Bogor, urusan pertanian juga, saya datang ke Universitas Andalas juga urusan pertanian, tadi ada metode tanam sabatang, itu bagus sekali, tepuk tangan dong untuk Universitas Andalas. Jadi kita harus memberikan rasa hormat kepada inovasi seperti itu, research seperti itu, pengembangan seperti itu, karena kalau semua ingin melakukan pengembangan, meningkatkan produksi, ya meningkat betul seluruh Indonesia. Saya berikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Universitas Andalas dan semua pihak yang ikut melakukan research, development, dan innovation dari varitas padi ataupun pangan kita. Dan akhirnya di samping Bendung Batang Hari yang insya Allah akan segera kita resmikan, tadi sudah dijawab oleh Menteri Pertanian, Pak Gubernur agar sisa tanah itu yang belum tercetak itu masukkan program saja, lakukan sinkronisasi antara Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Pertanian, Pak Gubernur, Pak Bupati, sehingga klop semuanya, klop satu sama lain. Air minum itu penting, saya sudah mengeluarkan kebijakan, air minum itu termasuk bahan pokok, kalau dulu hanya pangan, sekarang air minum termasuk bahan pokok. Bayangkan saudara-saudara saya meninjau NTB, masuk ke dalam itu air susah. Saya berasal dari Pacitan, itu dari kampung saya dulu kalau cari air dari sini ke gunung, 4 kilo, 5 kilo, sekarang sudah mulai kita tambah apa namanya tempat-tempat untuk penyaluran air, jadi air minum harus kita jadikan bahan pokok Pak Joko. Dengan demikian, kalau pangan cukup, air minum cukup, energi insya Allah makin cukup nanti sudah lebih tenang kehidupan masyarakat kita, betul?

 

Baiklah, Saudara-saudara, kalau setuju dengan saya, pemerintah akan bekerja termasuk provinsi, kabupaten, dan kota. Mari kita lakukan pekerjaan bersama kita, ibadah bersama kita, ada semboyan satu untuk semua, semua untuk satu, semua untuk semua, kita kan tidak ingin makmur sendir-sendiri bukan? Kita ingin makmur bersama-sama. Oleh karena itu, mari kita berikhtiar, bekerja bersama-sama.

 

Demikianlah, akhirnya dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan seraya mengucapkan Bismillahhirahmannirrahim, proyek-proyek infrastuktur di Sumatera Barat, baik prasarana irigasi maupun prasarana air minum dengan resmi saya nyatakan dimulai penggunaannya.

 

Sekian,

 

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.